GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

NATAL

Senin, 18 Januari 2016
Natal
Natal

NATAL Kata Portugis ‘Natal berasal’ dari bahasa Latin Natalis, yakni Dies Natalis, yang berarti Hari Lahir. Masyarakat dalam Imperium Romawi dahulu menggunakan istilah ini untuk kelahiran dewa Sang Surya; dies natalis invicti yang berarti hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan. Pengertiannya dihubungkan pula dengan penyembahan kaisar sebagai dewa seperti matahari. Dan demi kehormatannya sendiri sebagai ‘tuhan’ maka pada abad ke – 3, kaisar menetapkan perayaan hari kelahirannya pada 25 Desember.

Di kemudian hari, ketika seluruh Imperium Romawi dikristenkan, makna dan tanggal tersebut diambil alih dan diisi dengan makna baru, yaitu sebagai Dies Natalis Yesus Kristus. Dalam hal ini Yesus dipahami sebagai Matahari Kebenaran, Terang dunia yang sebenarnya, Raja Alam semesta, Tuhan yang sanggup turun dari takhta-Nya. Karenanya, setiap tanggal 25 dan 26 Desember, selalu diperingati sebagai Hari Natal 1 dan Hari Natal 2 oleh GPIB.

Ada juga perhitungan tanggal kelahiran Yesus yang bertitik tolak dari Lukas 1:26. Jikalau Tahun Baru Yahudi (awal bulan Tisyri) jatuh pada sekitar awal Oktober, maka bulan keenam jatuh sekitar bulan Maret. Apabila malaikat Gabriel datang kepada Maria pada akhir bulan keenam itu , maka akhir Desember (menurut kalender kita) adalah 9 bulan sesudahnya. Namun, menurut kalender Yahudi , bulan keenam juga dapat dihitung dari Paskah, sehingga kelahiran Yesus terjadi pada musim panas dan kandang di Betlehem sedang kosong karena domba – domba bisa bermalam di alam terbuka. Terkait dengan ketidakpastian tanggal kelahiran Yesus seperti tersebut di atas maka gereja mula – mula menyepakati suatu rentang waktu untuk kelahiran Yesus Kristus, yaitu antara 25 Desember – 6 Januari.

SUB OKTAF NATAL adalah sebutan untuk Hari Minggu di antara 25 Desember dan 1 Januari. Sering kita sebut dengan Minggu 1 sesudah Hari Natal yang jatuh pada suatu tanggal sebelum ‘Oktaf Natal’. ‘Sub Oktaf berarti’dibawah oktaf.

OKTAF NATAL adalah Hari ke – 8 sesudah 25 Desember, yaitu tepat pada tanggal 1 Januari. Tanggal penting, bukan saja karena tangga itu menandai dimulainya Tahun Baru, tetapi menurut kesaksian Alkitab bahwa merupakan tanggal pemberian nama ‘Yesus’ bagi bayi Yusuf dan Maria ketika ia disunat satu minggu sesudah lahir (Luk. 2 :21). Karena itu , kita beribadah pada malam akhir Tahun Lama dan permulaan Tahun Baru, karena kita memahami bahwa Yesus Kristus yang telah lahir sebagai Matahari Kebenaran dan Terang Dunia. Ia telah menyertai kita mengahiri tahun yang lama dan akan menuntun kita memasuki tahun yang baru, sehingga kita akan berjalan dengan aman dan sejahtera sepanjang tahun. Lebih daripada itu, karena pada hari ke – 8 sang bayi Natal diberi nama ‘Yesus’ (Tuhan Penyelamat), yang didalamnya kita diselamatkan.
 
Simbol dari Hari Natal, Sub Oktaf dan Oktaf Natal dan Minggu Natal adalah Palungan (kuning mas) tempat bayi Yesus diletakkan (buka laba-laba) dan pelangi dengan warna dasar putih.

Arti :
Pelangi merupakan simbol dari kesetiaan dan cinta kasih Allah bagi seisi dunia. Setelah peristiwa air bah yang menghancurkan bumi karena dosa manusia (Kej 9) maka Tuhan Allah menghadirkan pelangi sebagai tanda perjanjianNya dengan Nuh dan keturunannya (seluruh umat manusia) serta semua makhluk hidup lainnya. Allah telah berjanji bahwa ia tidak akan menghancurkan bumi ini lagi dengan air bah. Jadi, pelangi mengingatkan kita tentang kesunguhan Tuhan Allah untuk memenuhi dan menggenapi Janji – janji – Nya. Dan hal itu, telah dipenuhi dan digenapi di dalam Yesus Kristus, yang lahir sebagai seorang bayi dan terbungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.  Jadi, pelangi dan palungan hendak menjelaskan bahwa Tuhan Allah, dalam kasih-Nya tiada tara, mau menjelma menjadi manusia dalam Tuhan Yesus Kristus; supaya siapa yang percaya kepada-Nya , tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Pelangi dan palungan dimaksudkan juga untuk menjelaskan tentang penebusan dan pembebasan yang sekaligus telah diberikan lewat kelahiran Anak Allah, yakni Yesus Kristus. Bahwa pembebasan dan penebusan tersebut diperuntukkan tidak saja bagi orang – orang pilihan, tetapi juga kepada semua orang, dan bahkan seluruh ciptaan.

Simbol ini berganti pada tanggal 6 Januari.
 
Index Artikel