GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Rabu, 22 Juli 2020
HIDUP UNTUK KRISTUS
1 Petrus 4 : 1-6
 
Dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang serba tidak puas. Pencarian demi pencarian selalu dilakukan sampai manusia menemukan kepuasan. Tetapi yang sering terjadi adalah kepuasan sejati tak pernah ditemukan. Hal ini terjadi ketika manusia belum menemukan dirinya sendiri. Penemuan tentang diri sendiri adalah langkah yang harus dilakukan, agar manusia tidak terjebak dalam ketidak mengertian. Pada akhirnya manusia tidak mengerti, kenapa ia hidup dan untuk apa hidup ini. Para filsuf masa lalu pun telah mempertanyakan dan menjelaskan tentang apa yang dicari manusia dalam kehidupan ini.
 
Pencarian tentang arti kehidupan, dapat dibaca dalam perikop ini. Ketika penulis 1 Petrus menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh manusia yang mengimani  Yesus Kristus. Ayat 1 dan 2 menjadi jelas, bahwa untuk menemukan kehidupan, orang Kristen harus mengekang hawa nafsu. Dalam hal ini pemuasan ragawi (badani), yang dapat menghancurkan kehidupan bersama, bukan hanya dirinya tetapi orang lain juga. Selaras dengan ayat 1, yaitu ayat 2 yang mengatakan bagaimana manusia harus melakukan kehendak Allah “di waktu yang tersisa”. Tentang waktu dalam perikop ini dapat dipahami dalam 2 hal. Yang pertama: jemaat Kristen pada waktu itu adalah orang-orang yang menjadi Kristen di usia dewasa (bandingkan dengan ayat 3). Kedua, pemahaman tentang kedatangan Kristus yang akan segera datang.
 
Tidak heran jika penulis menegaskan tentang pentingnya orang Kristen menemukan jati dirinya. Sekalipun penderitaan adalah gaya hidup yang harus dijalani. Penderitaan yang dimaksud adalah agar orang Kristen mampu mengekang hawa nafsu badani (ragawi), sekalipun ditolak atau difitnah (ayat 4). Secara jujur, harus kita akui, bahwa mengekang hawa nafsu adalah sebuah penderitaan. Jadi penderitaan tidak harus dilihat sebagai miskin secara ekonomi. Kristus menderita agar manusia bisa menemukan kehidupan, yaitu manusia dapat melakukan kehendak Allah. Ini juga yang harus kita lakukan sebagai orang yang mengimani Yesus Kristus (orang Kristen).
 
Apakah dengan melakukan kehendak Allah maka manusia akan menemukan arti kehidupan? Jawabannya adalah “benar”. Karena ketika manusia tidak serakah, tidak pendendam, tidak iri hati, tidak khawatir (tidak takut menghadapi hari esok), berlaku jujur, tidak memfitnah, mencintai sesama manusia dan banyak lagi tindakan-tindakan etis, maka akan hadir ketentraman dan ketenangan jiwa. Bukankah yang dicari dalam hidup ini adalah ketenangan dan ketentraman jiwa? Sebagai contoh memang sangat menderita ketika harus mendoakan orang yang membenci kita, berbagi kepada sesama ditengah-tengah kekurangan kita. Dua contoh ini, bila dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka ketenangan hati dan jiwa akan hadir, sudah pasti ungkapan syukur yang tulus akan bergema. Ada ungkapan: “kita hidup bukan untuk diri kita tetapi untuk Kristus". Itu berarti kehendak Kristus yang harus diutamakan, pada akhirnya kebahagiaan dan ketentraman akan datang dengan sendirinya. Amin.

Disadur Dari: Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th.)

Kembali