GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 5 Oktober 2020
BAHAGIAKU (ANAK), BAHAGIANYA (ORANG TUA)
Amsal  23 : 24 - 26

Anak adalah anugerah Tuhan yang teindah, hadir karena buah cinta kasih. Dan dengan cinta kasih pula anak di besarkan dan tumbuh sebagai sosok manusia, yang pada akhirnya dapat menghidupi dirinya. Namun apakah cukup anak hanya dapat menghidupi dirinya sendiri. Kita sebagai orang tua menjadi bangga? Atau ada kebanggaan lain yang ingin dirasakan orang tua di masa tuanya? Jika masih ada, maka sebagai orang tua, kita harus benar-benar mendidik anak-anak kita dengan baik. Ketimpangan proses pendidikan, yaitu tidak seimbangnya pendidikan jasmani dan rohani. Maka akan menghadirkan sosok manusia yang tidak peduli. Kebanyakan orang tua hanya menekankan bagaimana pemenuhan kebutuhan jasmani sebagai yang utama dalam mendidik anak. Sedangkan pemenuhan kebutuhan pendidikan rohani hanya bertumpu pada pelajaran di sekolah atau pengajaran di lembaga keagamaan (dalam hal ini gereja). Sehingga sisi kerohanian menjadi dangkal; terkadang kita sebagai orang tua hanya bisa mengatakan “yang penting kamu tetap Kristen”.
 
Perikop bacaan saat ini, mengingatkan apa tugas orang tua dan tugas anak dalam membangun kehidupan. Bila dalam pasal 23 : 22; adalah pembuka untuk kita bisa melihat ayat-ayat berikutnya. Maka peran orang tua menjadi sangat penting dalam mendidik kerohanian anak. Sehingga ayat 24- 25 menjadi benar (nyata) di masa depan. Pada ayat 26; kita dapat melihat bahwa kebajikan dan kearifan mengalir atau berawal dari orang tua. Dengan demikian kehidupan kerohanian yang benar dari orang tua menjadi taruhannya. Sisi kerohanian menjadi kurang penting karena tidak menjamin masa depan. Sekali lagi, masa depan yang sukses adalah ketika orang menjadi kaya (secara materi). Dan lupa bahwa ketika manusia kaya (secara rohani); maka ia akan bertanggung jawab atas kehidupan ini. Bertanggung jawab di sini, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain juga. Dan bisa kita baca dalam ayat 24 dan 25. Karena anak yang bertanggung jawab, ia tidak akan membuat orang tuanya kecewa atau sedih (hati yang kecewa). Orang tua tidak pernah menuntut balas tetapi orang tua akan bergembira, bila anak-anaknya kelak melakukan tindakan yang terpuji, apapun status sosialnya
 
Keseimbangan pendidikan jasmani dan rohani, menjadi sangat penting dalam mendidik anak-anak. Dan ini di mulai dari rumah tangga kita masing-masing. Sebagai orang tua, bangun kedekatan dengan Tuhan secara sungguh-sungguh, sehingga kita akan menghadirkan generasi anak cucu yang bertanggung jawab atas kehidupan. Bertanggung jawab berarti, akan menjaga nama baik orang tua dan keluarga. Bertanggung jawab berarti juga ia akan menghadirkan kemuliaan bagi nama Tuhan, karena di dalamnya ia mencintai dan menghargai kehidupan sebagai anugerah. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali