GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 25 Januari 2021
KEHIDUPAN BUKAN MILIKKU
Yohanes  6 : 30 - 40
 
“Makan untuk hidup” kata bijak ini hendak menegaskan bahwa, untuk bertahan hidup manusia membutuhkan makanan dan minuman sebagai bahan bakar. Dan jangan dibalik”, hidup untuk makan”, karena jika ini yang terjadi maka keserakahan dan ketamakan tercipta. Sesungguhnya manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan untuk bertahan hidup. Tetapi ketika kita melakukan hal ini, maka yang terjadi ada dua hal, yang pertama untuk memenuhi kebutuhan hidup, yang kedua untuk memenuhi keinginan hidup, yang pada akhirnya manusia ingin menguasai kehidupan dan bukan sekedar bertahan hidup.
 
Dialog Yesus dengan orang banyak dalam perikop ini menggambarkan cara berpikir manusia sesungguhnya. Kebutuhan perut terpenuhi dan keinginan hidup yang lainnya muncul. Sehingga mereka datang menjumpai Yesus (bnd ayat 26). Yesus tahu apa yang ada dalam benak pikiran mereka, maka dengan tegas Ia mengatakan. “Bekerjalah bukan untuk makanan yang dapat binasa”, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai pada hidup yang kekal” (ayat 27). Dialog terus berlanjut seputar kebutuhan jasmani, hingga pada akhirnya Yesus menegaskan kembali dalam ayat 35 (harap dibaca).
 
Ketegasan ini diungkapkan Yesus, karena cara berpikir orang banyak (dan mungkin mewakili cara berpikir kita juga) saat itu adalah kebutuhan dan keinginan jasmani terpenuhi maka kehidupan itu hadir. Padahal dengan ketegasan yang dikatakan Yesus, hidup bukan sekedar pemenuhan jasmani, tapi pemenuhan jiwa, hal ini yang sering terabaikan. Karena Yesus tahu bahwa manusia tidak pernah mengenal kata “cukup” ketika ingin menguasai kehidupan. Padahal kehidupan adalah milik Allah (bnd ayat 39 dan 40).
 
Pernyataan Yesus bahwa Ia adalah Roti hidup, sekali lagi hendak menegaskan, di dalam Dia kehidupan akan selalu hadir. Dan yang berani menjamin serta mengatakan ini, hanyalah sosok yang mempunyai pengetahuan tertinggi itu. Kita harus jujur, yang tahu tentang kehidupan masa depan hanya Yesus Kristus. Ketika Yesus berani mengatakan tentang masa depan hanya ada pada-Nya, kenapa manusia masih ragu?
 
Keraguan selalu hadir dalam diri manusia, karena kita mempunyai nalar (pikiran). Sehingga ketika nalar yang di utamakan dalam melihat kehidupan, maka kita terjebak, seolah-olah kita bisa menguasai dan menaklukan kehidupan. Sesungguhnya manusia harus sadar bahwa kita terbatas. Ada sisi lain dari kehidupan yang tak terjangkau dengan nalar kita tapi itu nyata, jangan seperti orang banyak dalam perikop ini, tanda sudah diberi, tapi terus mempertanyakan tentang tanda-tanda yang lain agar percaya. Secara jujur kita harus akui, kita hidup sampai saat inipun karena ada yang menghidupkan.
 
Kebahagiaan hidup dan hidup itu sendiri adalah satu kesatuan yang utuh. Hidup tetapi penuh dengan penderitaan sama saja dengan hidup tapi mati, karena tidak pernah merasakan kehidupan. Perlu dicatat penderitaan disini bukan karena kita melakukan kebenaran-kebenaran Allah, tetapi ketika kita tidak melakukan apa yang Tuhan katakan. Jika roti adalah sumber makanan untuk hidup dan Yesus mengatakan bahwa “Ia adalah roti hidup”, mengapa kita masih ragu untuk mempercayakan hidup ini kepada-Nya? Ingat, Yesus adalah “sumber pengetahuan tertinggi”. Rahasia kehidupan kita dan masa depan kehidupan itu sendiri ada ditangan-Nya.
 
Maka ayat 39 dan 40 menjadi benar bahwa hanya orang yang mempercayakan hidupnya pada Yesus akan beroleh kehidupan kekal. Karena selama hidup di dunia manusia benar-benar merasakan kehidupan karena kebahagiaan selalu hadir dan setelah matipun manusia akan dibangkitkan untuk hidup dalam Sorga milik-Nya penuh kebahagiaan. Akhirnya, hidup menjadi lebih hidup ketika kita mempercayakan hidup ini kepada Yesus Kristus. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali