GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 22 Maret 2021
HIDUP LEBIH BERMAKNA
Ezra  8 : 21 - 23

Beragam rencana dalam benak, ketika kita mendapat kebahagiaan. Ruang hati dan pikiran dipenuhi dengan segala cara dan strategi, agar kebahagiaan dapat terus dirasakan atau jangan cepat berlalu. Mempersiapkan diri untuk menjemput kebahagiaan-kebahagiaan berikutnya, menjadi sesuatu yang tak terelakan. Kesiapan fisik dan mental, kematangan strategi dan beragam cara dipersiapkan. Agar tujuan dapat tercapai.
 
Kegembiraan umat Tuhan belum usai, sekalipun pembebasan yang dilakukan oleh raja Koresh sudah berlangsung lama. Raja telah berganti di kerajaan Persia. Dan keberangkatan Ezra beserta umat Tuhan terjadi pada jaman Raja Arthasasta. Kebahagiaan menjadi lengkap, ketika Raja Arthasasta membekali dengan emas dan perak. Emas dan perak yang lebih ini juga dapat dipergunakan mereka, setelah emas dan perak di butuhkan untuk pembangunan dan persembahan bait Allah di Yerusalem (Ezra 7 : 16-18). Belum lagi dari daerah-daerah jajahan Persia atas maklumat raja memberikan bantuan emas dan perak untuk keperluan perjalanan dan kehidupan di Yerusalem kelak. Untuk menjaga kegembiraan dan kebahagiaan ini, maka Ezra harus mengambil sikap. Agar apa yang sudah di fasilitasi oleh kerajaan Persia untuk bekal perjalanan dan modal hidup setibanya di Yerusalem dapat terwujud sesuai rencana.
 
Jumlah umat Tuhan yang dipimpin Ezra untuk melakukan perjalanan, berjumlah 6000-7000 orang. Suatu jumlah yang tidak sedikit dan rentang jarak yang sangat jauh antara Babylon dan Yerusalem. Bukanlah perjalanan yang mudah. Maka sikap yang diambil Ezra adalah dengan berpuasa bersama (ayat 21). Puasa adalah tindakan manusia untuk merendahkan hati dan pikiran dihadapan Allah. Tradisi puasa tetap dilakukan Ezra sebelumnya. Sehingga dia mengerti betul arti dan tujuan puasa. Dan harus diingat Ezra adalah seorang ahli kitab dan seorang Iman.
 
Ezra melakukan puasa bersama umat-Nya, bukan hanya sungkan kepada raja Arthasasta, tetapi dia juga harus melatih dan mendidik umat-Nya. Bahwa langkah awal perjalanan dalam menata kehidupan baru, harus dilakukan bersama-sama Tuhan (ayat 22). Karena bersama Tuhanlah mereka akan sampai di tujuan dan segala rencana dapat di wujud nyatakan, menurut catatan Alkitab mereka berpuasa di tepi sungai Ahawa selama 12 hari (baca Ezra 8:32) dan baru tiba di Yerusalem setelah 5 bulan menempuh perjalanan (Ezra 7:9).
 
Puasa bukan hanya persoalan tidak makan dan minum atau mengurangi jatah makan dalam kurun waktu tertentu. Tetapi puasa lebih dari itu, yaitu menyatunya ruang hati dan pikiran manusia dengan Tuhan. Sehingga diri kita menyatu dengan Tuhan. Memang ada pemahaman untuk mencapai tujuan tertentu orang berpuasa agar kehendak dan tujuannya tercapai. Sejatinya, tujuan puasa adalah agar hati dan pikiran menjadi tentram dan nyaman dalam menghadapi kehidupan ini. Apa yang terjadi jika hati dan pikiran tentram dan kita menyatu dengan Tuhan? Banyak hal bisa kita lakukan dan kita tidak takut dan cemas. Karena yang dihadirkan dalam karya dan kerja adalah kehendak dan kebenaran Tuhan.
 
Puasa menjadi penting dalam kehidupan manusia, agar ruang hati dan pikiran kita beristirahan dari hiruk pikuk pengejaran materi. Lamanya berpuasa, tidak spesifik Alkitab mencatat waktunya. Bisa 1 hari atau lebih, tetapi yang terpenting adalah ketika kita mengistirahatkan ruang ahti dan pikiran dari urusan duniawi dan menyatukan hati dan pikiran dengan Sang Pencipta. Maka kita akan menata ruang hati dan pikiran secara seimbang. Karena di situlah kita bisa memilah; mana yang boleh dan tidak boleh menurut Tuhan.
 
Dalam minggu Prapaskah ini, baiklah kita siapkan hati dan pikiran kita untuk menikmati sakramen perjamuan kudus. Perjamuan kudus ini akan sangat bermakna bagi kita, ketika kita mampu menyiapkan diri dengan baik dan benar bersama Tuhan. Siapkan ruang hati dan pikiran kita kepada Tuhan, agar kita bisa menyatu dengan Tuhan, yang dilambangkan dengan roti dan anggur dalam perjamuan kudus ini.  Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali