GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 13 April 2021
HARGAI ANUGERAH ALLAH
Roma 5 : 6 - 11
 
Kita akan senang bila dapat yang namanya “rejeki nomplok”. Ungkapan ini hendak menyatakan bahwa tanpa kita duga, pikirkan dan tanpa kita minta, kita mendapat sesuatu yang menyenangkan hati kita. Sudah pasti ungkapan “rejeki nomplok” berkonotasi positif. Kegembiraan seperti ini, terkadang membuat kita lupa kepada yang menghadirkan rejeki nomplok itu. Kalaupun kita sadar atau ingat, ya, hanya sekedarnya saja. Pada akhirnya kita lupa, bahwa rejeki nomplok itu bukan hasil usaha kita. Tetapi ada kekuatan luar biasa yang menghadirkannya untuk kita. Dan perlu kita ingat, “rejeki nomplok” itu banyak mengubah kehidupan kita.
 
Curahan hati dan pikiran Paulus dalam perikop ini, tergambar dengan jelas, tentang siapa dirinya sekarang. Dulu dia adalah orang yang sarat dengan dosa, tetapi tanpa ia minta, Allah menegur dan sekaligus menyelamatkan hidupnya di Damsyik. Peristiwa di Damsyik, dilihat oleh Paulus sebagai berkat Allah yang tak tertuga, yang mengubah status hidupnya (bandingkan dengan ayat 8 dan 10). Jika ayat 1 daalam pasal 5 ini kita baca dengan teliti, maka Paulus merujuk pada pribadi-pribadi dewasa yang telah menerima Kristus dengan berbagai cara. Status mereka adalah sebagai orang yang di benarkan oleh Yesus Kristus, dan keadaan mereka sekarang telah berubah menjadi pribadi yang telah diselamatkan. Yaitu berpengharapan menerima kemuliaan Allah (bandingkan pasal 5 : 2).
                                      
Pada perikop ini Paulus ingin memberikan kekuatan iman kepada jemaat di Roma, yang pada waktu itu mengalami tekanan dalam kehidupan sosial (lihat ayat 3dan 4). Agar jemaat mengerti bahwa “keselamatan” telah diberi Allah melalui darah Yesus Kristus. Tercurahnya darah Yesus di salib adalah tanda kebenaran manusia melawan kebenaran Allah. Darah adalah cara Allah melaksanakan perdamaian dengan manusia. Tujuannya adalah agar manusia selamat. Cara damai yang dilakukan oleh Allah inilah dilihat oleh Paulus sebagai anugerah. Jadi tekanan sosial seberat apapun tidak akan mengubah status mereka, sebagai orang yang telah dibenarkan oleh Allah karena mereka mengimani Yesus Kristus. Justru keadaan seperti itulah yang akan mendukung status mereka, ketika mereka mampu menghadapi tantangan itu.  
 
Sangat tepat Paulus memberikan pemahaman seperti itu kepada jemaat di Roma. Karena biasanya sebagai manusia kita akan cari selamat agar bisa keluar dari tekanan kehidupan. Sesungguhnya, keselamatan telah diberi oleh Yesus Kristus bagi kita melalui darah-Nya. Ketika kita mengimani Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh. Keselamatan yang dimaksud adalah ketika kita hidup menjauhi apa yang tidak dikehendaki oleh Allah. Tantangan, tekanan dan pergumulan, seharusnya makin menguatkan status kita sebagai orang yang di benarkan oleh Allah. Karena ketika kita mampu mempertahankan status kita, keselamatan pasti diberikan oleh Allah. Situasi dan kondisi apapun yang sedang terjadi saat ini, sebenarnya Allah sedang mengajarkan kepada kita suatu perubahan yaitu hidup yang makin dekat dengan Yesus Kristus. Karena disitulah terlihat jati diri kita sesungguhnya. Jika keselamatan adalah anugerah Allah, jangan sia-siakan anugerah itu, sehingga kita tidak dapat melihat kemuliaan Allah terpancar dalam hidup kita. Jangan takut untuk menghadapi situasi yang selalu berubah. Jika kita ingat status kita sebagai orang yang telah diselamatkan. Tetapi lakukanlah perubahan dalam hidup yang semakin dekat dengan Tuhan untuk mendukung status kita, sebagai orang yang telah menerima anugerah keselamatan itu. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali