GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 26 April 2021
HARGAI KEHIDUPAN
Kisah Para Rasul  9 : 7 - 9

Sepenggal syair lagu dari Ebiet G. Ade yang berkata “kita masih bersyukur ketika masih diberi waktu”. Syair lagu ini mengajarkan kepada kita, bahwa waktu dan kesempatan untuk hidup adalah Anugerah Tuhan (artinya atas kehendak dan kasih Tuhan). Waktu juga mengajarkan banyak hal tentang kehidupan itu sendiri. Menghargai waktu yang masih Tuhan beri, adalah tindakan bijaksana agar hidup ini berarti bagi sesama dan kehidupan itu sendiri.
 
Peristiwa di Damsyik dalam perikop ini menegaskan, apapun rencana dan rancangan yang matang dibuat Paulus serta pasukannya, akhirnya gagal total. Pertanyaannya kenapa gagal? Sedangkan misi yang diemban Paulus adalah misi kebenaran menurut ukuran orang-orang Yahudi. Jawabannya, Tuhan punya cara untuk Paulus, sekalipun itu misi agung dan dibenarkan oleh banyak orang, tetapi ujungnya menghadirkan tragedi kehidupan, Tuhan punya kekuatan untuk menghentikannya (lihat ayat 3-5). Dalam peristiwa ini Paulus sangat tidak menduga, bahwa ia akan mengalami kebutaan (ayat 8). Tragedi yang tidak pernah dia bayangkan akan menimpa dirinya. Semangat yang berkobar dan surat perintah sudah di tangan untuk melaksanakan misi. Apalagi yang kurang, tetapi Tuhan berkehendak beda. Tuhan menghentikan misi Paulus, dan memaksa Paulus untuk menyadari siapa dirinya sesungguhnya dihadapan Tuhan (ayat 9).
                                      
Tuhan bisa saja membinasakan Paulus, pertanyaannya, kenapa Tuhan tidak melakukan itu? Sebagai manusia kitapun jengkel dan marah dengan tindakannya. Tetapi Tuhan melihat dari sisi yang berbeda. Paulus punya semangat, keberanian dan kepandaian, tetapi dia salah menggunakannya. Seharusnya segala sesuatu yang dimiliki Paulus adalah untuk menghadirkan kehidupan tetapi yang dihadirkan Paulus saat itu adalah kesengsaraan dan kematian bagi sesama.
 
Tuhan tahu persis siapa Paulus dan Tuhan juga tahu persis siapa kita. Jika kebutaan adalah cara Tuhan mendidik dan mengampuni Paulus sehingga Paulus tidak mati. Itu berarti, Tuhan memberi kesempatan kepada Paulus untuk merenungkan arti kehidupan bagi dirinya. Kemudian kita tahu bagaimana semangat, keberanian dan kepandaian Paulus, setelah Tuhan mendidik dan mengampuninya, dia pergunakan untuk membangun kehidupan dan bukan menghadirkan tragedi bagi kehidupan manusia.
 
Kita sangat menyadari bahwa kita adalah mahluk yang berdosa. Dan kita sering mohon ampun kepada Tuhan melalui doa-doa kita. Pertanyaannya, apakah Tuhan benar-benar mengampuni kita? Sesungguhnya bila kita renungkan dalam kedalaman  iman, Tuhan mengampuni kita dengan cara-Nya.  Yaitu, kita masih diberi waktu untuk berubah ketika kita nafas kehidupan masih Tuhan berikan. Ketika waktu dan kesempatan masih Tuhan beri untuk kita, lihatlah itu sebagai cara Tuhan sedang mendidik dan mengajar kita untuk berubah menjadi jauh lebih baik dari hari ke hari. Seperti Tuhan menyampaikan pesan kepada Paulus melalui kebutaannya, Tuhanpun menyampaikan pesan kepada kita melalui peristiwa di keseharian ini. Mungkin menyakitkan dan mungkin membahagiakan. Tetapi sekali lagi, dengan kita masih diberi waktu, itu berarti Tuhan menghendaki diri kita berubah dari hari ke hari, agar kita bisa dipakai oleh Tuhan untuk menghadirkan kehidupan bersama yang membahagiakan sesama. Perlu kita ingat, Tuhan punya cara yang ajaib untuk mengubah kita. Tetapi yang perlu kita sadari, jangan sia-siakan waktu pemberian Tuhan ini, karena di dalamnya Tuhan menghendaki kita berubah menjadi pribadi yang berkenan dihadapan Tuhan. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali