GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Sabtu, 30 Januari 2016
BERPURA-PURA
Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: “Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.” (Kejadian 27:27)

Seorang wanita memesan tiket pesawat untuk dirinya dan anaknya. Petugas penjual tiket, yang mengenal baik wanita ini, menganjurkannya membeli satu tiket saja. Menurutnya, si anak berbadan mungil sehingga tidak akan ketahuan jika umurnya di atas 3 tahun. Sesaat wanita itu mempertimbangkan anjuran ini sambil membayangkan uang yang bisa dihemat. Akhirnya, ia memutuskan untuk tetap membeli dua tiket sesuai dengan peraturan penerbangan.

Peristiwa tersebut mengingatkan pada sosok Ribka, yang menyuruh Yakub berpura-pura menjadi Esau demi mendapatkan berkat anak sulung. Dan, Yakub menuruti perintah ibunya. Ia mengambil kambing untuk diolah ibunya menjadi makanan yang enak (ay. 14). Ia memakai pakaian kepunyaan Esau (ay. 15). Ia berpura-pura menjadi Esau dan menyediakan makanan dan minuman untuk ayahnya (ay. 25). Tepat seperti yang direncanakan, Ishak yang sudah tidak bisa melihat itu tertipu lalu memberikan berkat anak sulung kepada Yakub (ay. 28 dan 29). Namun, Yakub nantinya harus membayar mahal perbuatannya itu dengan menjadi pelarian selama bertahun-tahun.

Berpura-pura dan bersikap tidak jujur memang bisa mendatangkan keuntungan—uang, kedudukan, atau ketenaran. Mungkin orang lain juga tidak akan mengetahui ketidakjujuran itu. Tetapi, Dia yang Maha Melihat itu mengetahuinya dengan jelas. Apakah hati nurani kita bisa tenang? Sanggupkah kita hidup dengan dikejar-kejar perasaan bersalah?

KATAKAN YA, JIKA YA. KATAKAN TIDAK, JIKA TIDAK. TIDAK PERLU BERPURA-PURA.

Disadur dari: http://renunganharian.net
 

Kembali