GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Jumat, 10 Agustus 2018
YANG DI BELAKANG KITA
2 Tawarikh 14 : 2-13

Kemudian Asa berseru kepada TUHAN: “… Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar…” (2 Tawarikh 14:11)

Beruang kecil itu berlari. Singa betina mengejarnya. Jarak mereka kian dekat. Si beruang terpojok di tepi hulu sungai. Ia mundur ketakutan, sedangkan singa merangsek maju. Tiba-tiba singa menghentikan langkah, lalu berbalik, dan meninggalkan mangsanya. Mengapa? Pada saat kritis itu, induk beruang berdiri mengaum di belakang anaknya. 

Asa, raja Yehuda, dipaksa berlaga di medan tempur oleh Zerah, raja Etiopia. Pertarungan yang tak seimbang. Pasukan musuh menyerang dengan “sejuta orang dan tiga ratus kereta” (ay. 9). Yehuda maju hanya dengan laskar setengahnya, tanpa kereta perang (ay. 8). Asa sadar, posisinya lemah dan terdesak. Musuh di hadapannya lebih kuat. Tetapi, sikapnya sungguh tepat. Ia mencari Tuhan (ay. 4,7). Ia tahu, bukan pihak di depannya yang menentukan kemenangan, melainkan pihak “yang ada di belakangnya”–yaitu Tuhan. Asa berseru dan bersandar pada-Nya (ay. 11). Maka, Tuhan bertindak. Musuh dikalahkan. Yehuda berjaya di medan laga (ay. 12-13). 

Kala dihadang masalah besar kita condong berkilah. Menyangkal. Mengabaikan. Menghindar dan mencari pelarian. Intinya takut. Sebab masalah itu terasa besar berbanding kekuatan kita yang kecil. Padahal semakin takut, kita akan jadi mangsa empuk bagi masalah yang mengejar kita. Memang benar, jika kita sendirian, masalah akan melahap kita. Namun, jika di belakang kita ada Tuhan, siapakah musuh kita (Rm. 8:31)? Dia Penyokong kita. Sandaran kita. Penolong kita. Carilah Dia. Serukan nama-Nya. Dia hanya sejauh doa.

MASALAH YANG MENGHADANG DI DEPAN TAK PERNAH SEBESAR TUHAN YANG MENOPANGMU DI BELAKANG

Disadur Dari: http://renunganharian.net/

Kembali