GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 19 Oktober 2020
KETEGASAN ALLAH
Hosea 11 : 5 - 7

Sikap hormat dan santun, dimulai dari diri sendiri ketika kita merespon (menanggapi) kehidupan sosial di sekitar kita. Beragam dinamika terjadi disekitar kehidupan sehari-hari, dinamika kehidupan sosial adalah bukti manusia bisa menaruh rasa hormat atau sebaliknya menaruh rasa benci perlu di sadari. Kehadiran dan kehidupan kita digerakkan oleh kekuatan yang jauh lebih besar dari kita (Tuhan). Beragam cara kita menghormati-Nya dan beragam cara kita tidak mengakui-Nya.
 
Sikap tidak mengakui dan tidak menghormati kekuatan Allah yang menggerakkan kehidupan ini, tercermin dalam Hosea pasal 11 ayat 2 b, c; 3. Ayat-ayat ini membuktikan pengingkaran terhadap campur tangan Allah, menghadirkan ketidaktaatan. Ketidaktaatan yang mendasar adalah ketika ibadah ritual mereka langgar, dengan menyembah dan mempersembahkan korban bakaran kepada para baal (ayat 2 b, c). Bandingkan dengan cara Tuhan yang mengasihi Israel dengan cara-Nya, hal ini dapat dilihat dalam ayat 2 a; 3 a, b dan ayat 4. Tetapi sebagai manusia, umat Israel menentang Allah sebagai bentuk kebebasan untuk memilih. Berpikir tentang kebebasan memilih, alangkah baiknya, bila kita tidak salah pilih.
 
Maka tidak heran bila perikop saat ini ayat 5 – 7, memperlihatkan ketegasan Tuhan kepada umat Israel, agar kerusakan moral dan iman Israel tidak semakin parah. Dapat dibayangkan ketika Allah begitu mengasihi Israel dengan caran-Nya, tetapi direspon secara negatif oleh umat Israel. Sikap hormat kepada Allah menjadi hilang, ketika umat Israel gagal melihat dinamika sosial masyarakat pada waktu itu. Agar tidak hancur dan lebih rusak lagi, maka Allah mengambil tindakan tegas. Perlu dipahami dan dimaknai “kasih bukan berarti tanpa ketegasan”. Dan inilah cara Allah mengasihi umat Israel. Pola ini disebut, Allah mendidik umat-Nya dengan cara-Nya. Sama dengan bagaimana Allah mengasihi umat-Nya dengan cara-Nya seperti yang telah di uraikan di atas.
 
Kita sebagai manusia ciptaan-Nya, terkadang atau seringkali gagal menangkap perubahan sosial di sekitar kehidupan kita. Sehingga akhirnya kita lebih banyak melanggar perintah Allah daripada mentaati perintah-Nya. Melanggar perintah berarti kita tidak lagi menghormati Allah dalam kehidupan ini, kita mungkin tidak seperti umat Israel menyembah baal tetapi apa bedanya ketika kita juga tidak takut dan hormat kepada Allah.
 
Dalam kehidupan ini terkadang iman kita lemah, itupun kalau kita sadar. Kesadaranlah yang pada akhirnya menuntun kita untuk dapat melihat kehidupan saat ini adalah, Allah sedang membentuk kita dengan cara-Nya. Atau jika saat ini pergumulan tak kunjung usai, itu berarti Allah sedang mendidik dengan cara-Nya. Agar kita kembali menghargai dan menghormati Dia dengan mentaati perintah-Nya. Jangan melawan Allah dan jangan menganggap remeh kasih Allah. Karena Allah punya ketegasan yang tidak pernah kita duga, untuk membuat kita kembali menghormati dan mengandalkan Dia, dalam menghadapi dinamika kehidupan yang hadir di keseharian ini. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali