GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 26 Oktober 2020
YESUS ADALAH JEMBATAN
Ibrani 4 : 4 - 16

Apa yang ada dalam benak kita iika kita melintas di atass jembatan, yang menghubungkan antara 2 tempat. Dan dua tempat itu dipisahkan oleh sungai dan laut. Mungkin kita akan berkata, indah pemandangannya di saat kita melintas atau kita bersikap biasa saja yang penting kita bisa sampai tujuan. Jembatan sesungguhnya bukan hanya berfungsi untuk menghubungkan dua tempat berbeda yang terpisah tapi secara psikologis, jembatan adalah untuk "mendekatkan yang jauh". Jembatan adalah perantara untuk menyingkat jarak tempuh dan sekaligus mendekatkan kita pada tujuan.
 
Dalam perikop ini Yesus dilihat sebagai Imam besar yang menghantar manusia untuk bisa menghampiri tahta Allah tanpa raga-ragu (ayat 16). Karena Imam dalam konsep keyahudian adalah perantara umat dengan Allah. Dalam tradisi padang gurun Imam bertugas untuk menyampaikan korban pendamaian atau korban penebusan dosa serta korban syukur umat kepada Allah. Imamlah yang membawa persembahan korban kedalam kemah pertemuan (Kel 28 : 1; Kel 29 : 10). Kemudian dalam tradisi kerajaan, Imam bertugas menghantar korban persembahan umat keruang maha kudus; dan yang bisa masuk ke dalam ruang maha kudus adalah Imam. Ini terjadi karena Bait Allah diyakini sebagai tempat Allah bersemayam (l Raja-Raja 8 : 4-13). Bandingkan juga ketika Samuel memarahi raja Saul. Saat raja Saul mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan (l Samuel 13 : 9; 13 : 13). Samuel mengerti betul tugas Imam sebagai perantara antara Saul dengan Tuhan. Dan Saul bukanlah Imam. Dapat dikatakan bahwa Imam memegang peranan sangat penting dalam kehidupan umat Israel (bnd Matius 26:57a:59, 62).
 
Jika bacaan saat ini menempatkan Yesus sebagai Imam besar adalah bentuk pengakuan (ayat 14) dari penulis. Yang menempatkan Yesus sebagai Imam yang tidak bercela atau tidak berdosa (ayat 15). Pemahaman ini hadir karena Yesuslah yang mengenalkan Allah yang sesungguhnya kepada manusia. Yesuslah yang mernbuat manusia mengenal Allah lebih dekat dan Yesuslah yang membuat manusia sangat dekat dengan Allah. Jadi Yesus menjembatani manusia dengan Allah. Dulu adalah tugas para Imam, sekarang siapapun dapat datang untuk mengaku dan bersyukur kepada Allah secara pribadi, agar manusia mendapat pertolongan dan berkat dari Tuhan. Pada masa lalu, malaikat, nabi dan Imam adalah perantara untuk manusia berjumpa dengan Allah. Tetapi sekarang Allah datang melalui Yesus Kristus agar manusia semakin mengenal dan mengerti siapa Allah. Masihkah kita meragukan Yesus Kristus yang menghantar manusia untuk datang kepada Allah secara pribadi dalam meletakkan pergumulannya dan sukacitanya di hadapan tahta hadiratNya? Hanya Yesus yang membuat kita sangat dekat dengan Allah dan jangan ragukan Yesus Kristus adalah Juruselamat manusia. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali