GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 16 Februari 2021
BERDOALAH DENGAN JUJUR
Lukas 11 : 9 - 13
 
“Ala bisa karena biasa”, ungkapan ini hendak mengatakan, bahwa segala sesuatu mudah untuk dilakukan karena sudah terbiasa. Ungkapan ini juga hendak mengingatkan bahwa segala sesuatu mudah dilakukan tidak secara tiba-tiba (instant). Ada proses yang harus dilakukan, agar manusia menjadi pandai atau pintar. Proses itu bisa panjang dan bisa juga tidak terlalu lama, sesuai dengan adaptasi diri atau keseriusan dalam menekuninya.
 
Hal meminta atau memohon bantuan dari seorang sahabat, itu yang dikatakan Yesus dalam perikop ini. Seorang sahabat akan penuh sukacita menolong sahabatnya yang sangat membutuhkan pertolongan dengan segera tanpa kesal. Ia akan memberi bantuan itu, sekalipun diminta pada waktu yang tidak tepat (Lukas 11:5-8). Pertolongan itu terjadi karena si pemohon dan si pemberi telah sangat mengenal satu sama lain. Telah terjadi hubungan emosional yang amat sangat dekat diantara keduanya. Sehingga tanpa ragu mereka sudah terbiasa membantu sama lain.
 
Bila Yesus menempatkan cerita persahabatan ini sebagai jawaban atas permintaan para muridNya tentang berdoa, maka Yesus hendak mengatakan bahwa jalin dahulu persahabatan dengan Tuhan maka kamu akan tahu bagaimana Tuhan memberi dan membukakan pintu sebagai jalan masuk kepadaNya serta di dalamnya kita mendapat jawab atas permohonan dan permintaan kita (ayat 10). Dan ayat 11-13; Yesus hendak mengatakan bahwa Tuhan tidak akan memberi yang jelek kepada manusia yang disayangiNya jika meminta pertolongan. Sebagai catatan, bahwa manusia itu telah menjalin kedekatan emosional dengan Tuhan. Karena kedekatan emosional-lah maka seorang bapak tidak akan memberikan yang terburuk kepada anak-anaknya.
 
Sebagai manusia kita mau doa kita dijawab sesuai dengan permintaan atau keinginan kita. Pertanyaannya, sekarang jawablah dengan jujur seberapa sering atau bahkan mungkin tidak pernah sama sekali, kita meminta kepada Tuhan agar Roh Kudus memampukan kita melakukan kehendakNya? Bila tidak terlalu sering, mulai sekarang lakukanlah, agar kita mengerti siapa Tuhan itu.
 
Memang manusia itu aneh, minta tolong kepada Tuhan tetapi kita enggan melakukan kehendakNya. Jika ini yang terjadi, sesungguhnya belum terjalin kedekatan emosional antara Tuhan dan manusia itu sendiri. Lebih tepatnya, Roh Kudus / Tuhan tidak berperan dalam ruang hati dan pikiran manusia. Sehingga pada akhirnya manusia sangat sulit percaya kepada Tuhan. Padahal Tuhan berkata mintalah, maka kamu akan diberi dstnya. Tuhan hanya minta kita melakukan kehendakNya, karena disitulah kita mengenal dan merasakan kekuatan dan kuasa Tuhan. Bila sering kita melakukan kehendakNya, maka isi doa adalah untaian syukur, madah keagungan dan permohonan agar Tuhan memperkenankan kita menjalani hidup ini dalam naungan dan bimbinganNya.
 
Jika kita berdoa kepada Tuhan, dan jawaban doa berbeda dengan kehendak kita, maka disini kita perlu belajar bahwa Tuhan sedang mendidik kita untuk makin dekat kepadaNya, atau lebih tepatnya Tuhan sedang mendidik kita untuk rajin melakukan kehendak dan perintahNya. Seperti kata Yesus, seorang sahabat akan siap sedia menolong sahabatnya yang membutuhkan pertolongan, baik tepat atau tidak tepat waktunya. Jangan “lelah” untuk berdoa, jangan “lelah” untuk melakukan kehendakNya. Dalam doa sesungguhnya kita sadar bahwa kekuatan dan kuasa Tuhan melebihi kekuatan manusia. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali