GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Rabu, 9 Juni 2021
TUHAN ADALAH HAKIM
Mazmur 50 : 1 - 6

Dalam suatu persidangan akan selalu ada hakim yang bertugas untuk memeriksa, mengadili serta menyelesaikan suatu perkara. Peran hakim sangat penting menyangkut hal ini. Namun sayangnya, dalam beberapa proses persidangan yang berjalan, peran hakim ini disalahgunakan, dan tidak berjalan dengan semestinya. Sebagai contoh kasus yang pernah terjadi bahkan viral beberapa tahun lalu tentang pencuri sandal jepit yang harus divonis menjalani hukuman beberapa tahun penjara, sedang realita yang sering kita jumpai sang koruptor yang begitu merugikan negara divonis menjalani hukuman yang tidak sebanding dengan apa yang diperbuat bahkan mendapat fasilitas yang nyaman.


Mazmur adalah kitab yang berisi teguran dan peringatan. Terutama dalam Mazmur 50 merupakan gambaran tentang hari penghakiman, ketika Allah meminta manusia untuk memberikan pertanggung jawaban atas pelaksanaan dari hal-hal yang sudah diajarkan kepada mereka. Anak Allah datang ke dalam dunia untuk menghakimi, bahkan segenap bumi dipanggil untuk memberi perhatian pada panggilan tersebut, bukan hanya atas perbuatan fasik umat Israel pada saat itu. Melainkan agar semua anak manusia berkepentingan untuk mengetahui cara yang benar menyembah Allah, yaitu dalam roh dan kebenaran. Ketika Allah datang untuk menegur, Ia tampil dengan bersinar dari Sion, pucak keindahan, dengan segala kemegahan-Nya (ay. 1 -2). Ia datang dan tidak akan berdiam diri (ay.3), Dia tidak akan lagi menutup mata atas dosa-dosa yang dilakukan manusia, Ia akan menunjukkan ketidakberkenanan-Nya atas dosa-dosa itu. Ia akan menghimpun orang-orang yang dikasihi-Nya kepada Allah, tetapi hanya mereka yang dengan tulus hati mengikat perjanjian dengan-Nya, memilih-Nya sebagai Allah dan menyerahkan diri kepada-Nya sebagai umat-Nya (ay.5). Sehingga mereka melakukan pernjanjian dengan Allah, perjanjian yang khusus dengan segala kesungguhan. Sebagai manusia yang berdosa tentu harus ada penebusan yang dilakukan bagi pelanggaran terhadap perjanjian pertama untuk bisa diterima kembali dalam perjanjian yang baru. Maka langit yang adalah sebagai saksi akan memberitakan keadilan-Nya dimana saja, bahkan sampai ke seluruh penjuru dunia. Maka keadilan Tuhan pun diakui dan terbukti serta tidak dapat dibantah lagi (ay.6).


Tuhan adalah hakim yang begitu adil, Dia akan menyatakan bahkan sampai menegur umat-Nya yang berbuat tidak benar, mengesampingkan firman-nya, dan yang menentang setiap pengajaran-Nya. Orang Israel yang ada pada zaman tersebut, berusaha untuk menyogok Tuhan dengan korban sembelihan atas perbuatan dosa yang telah mereka lakukan. Mereka berbuat tidak jujur, melakukan kekerasan dan penganiayaan, itulah sebabnya Tuhan marah dan menegur mereka, dan Tuhan tidak berkenan atas korban yang mereka berikan. Begitupun halnya dengan kita, tentu dalam kehidupan ini ada banyak perbuatan dosa yang kita lakukan, yang begitu melukai hati-Nya. Tuhan akan senantiasa menjadi hakim yang memeriksa dan memberi teguran bahkan mengadili bagi siapa saja yang berbuat salah. Karena Tuhan sama sekali tidak menutup mata-Nya atas perbuatan kesalahan yang tidak dikendaki-Nya. Bahkan ketika Tuhan menegur pun, sesungguhnya Ia mau menghimpun kita kembali kepada Allah, dengan perjanjian khusus bahwa sebagai manusia berdosa kita mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan tidak akan melanggar kembali. Karena sesungguhnya ritual ibadah yang kita lakukan dengan seperti biasanya itu penting, tetapi ibadah ritual yang benar maka juga akan berdampak pada aktual yang benar.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Dearnata Nainggolan - Mahasiswi Praktek UKSW)

Kembali