GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 14 Juni 2021
MULAI DARI HAL KECIL YANG MEMBAWA DAMPAK BESAR
Markus 4 : 30 - 34


Dalam kehidupan ini tentu kita sering merasa bahwa untuk semua yang kita lakukan, yang sulit adalah memulainya atau melakukan langkah awal. Tetapi harus diingat bahwa segala sesuatu pasti ada awalnya. Tiada satupun yang langsung sempurna adanya. Seperti bayi yang baru lahir akan belajar merangkak untuk dapat berlatih berjalan, seperti halnya belajar meng-eja untuk dapat membaca secara lancar, serta contoh membiasakan buang sampah pada tempatnya. Semuanya itu ada proses yang dimulai dari hal terkecil yang kemudian hari akan membawa dampak yang besar. Karena akumulasi dari usaha-usaha kecil pada akhirnya dapat membuahkan hasil yang mengagumkan.

Perumpamaan adalah salah satu cara Yesus dalam menyampaikan pengajaranNya. Ia memakai jenis tumbuhan, yakni sesawi. Tanaman sesawi unik karena memiliki benih yang terlihat kecil, bahkan dalam suatu jurnal mengatakan bahwa biji sesawi merupakan biji terkecil dari semua jenis benih tanaman umun, mempunyai ukuran 1 mm dan beratnya 1 mg. Tetapi punya potensi yang besar untuk bertumbuh yaitu 2-3 meter, bahkan dikatakan burung-burung di udara dapat bersarang dalamnya (ay.32).Perumpamaan ini menggambarkan Kerajaan Allah, yang berarti bahwa Allah yang bertahta, Allah yang berkuasa, serta menjadi penguasa tunggal di dalam kehidupan kita. Sehingga bukan kehendak diri kita sendiri yang memerintah atau ego yang kita punya, melainkan melaksanakan segala yang diperintahkan oleh Allah. Artinya ialah Allah adalah sebagai Raja dalam hati kita, pikiran kita, dan dalam kehidupan ini. Ketika kita dapat memahami makna dari Kerjaan Allah itu, melalui persekutuan kita sejak dari PA, PT, GP, PKP, PKB, PKLU maka kita juga akan semakin mengerti dan mengenal Dia. Bahkan kita akan dengan sangat nyaman melakukan segala perintah-Nya, karena sudah melekat dan tertanam dalam hati serta pikiran kita. Namun yang menjadi perenungan kita bersama, apakah dalam persekutuan tersebut kita mampu mewujudkan Kerajaan Allah itu? Karena nyatanya kita seringkali keliru baik dalam pemahaman diri sendiri, ataupun pelayanan kesaksian yang kita lakukan. Begitu juga halnya dengan geraja yang ada ditengah-tengah masyarakat Indonesia, apakah kehadirannya begitu dirindukan, atau memang pelayanan yang dilakukan keliru dengan pemahaman Kerajan Allah yang sesungguhnya.

Perumpamaan ini mengajarkan kita walau kecil sekalipun ternyata juga punya potensi memberi dampak yang besar bagi sekitar. Kerajaan Allah tentu seharusnya juga dimulai dari lingkup keluarga kita terlebih dahulu. Bahkan dalam pribadi kita sendiri; anak, cucu, orangtua, oma, opa, bahkan menantu, mampu mewujudkan Kerajaan Allah dengan mengerjakan segala perintah-Nya. Melalui firman yang kita hayati bersama maka akan semakin tertanam dan melekat dalam hati kita. Sehingga dengan begitu ketika kita hadir dalam persekutuan lainnya baik PA, PT, GP, PKP, PKB, PKLU kita mampu mewujudkan Kerajaan Allah yang sesungguhnya, bahkan dalam kehidupan kita ditengahtengah masyarakat luas sekalipun. Sehingga banyak orang yang merindukan kehadiran gereja dan gereja dicintai oleh banyak orang kerena pelayanannya. Karena hadirnya gereja membuat orang merasa tentram dan nyaman (bnd. ayat 32). Amin



Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Dearnata Nainggolan - Mahasiswi Praktek UKSW)

Kembali