GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Rabu, 18 Agustus 2021
ALLAH PEDULI
Kisah Para Rasul 7 : 30 – 34

Ketika berada dalam tekanan, merasa tidak nyaman, dikucilkan, bahkan diasingkan. Tentu hal utama yang kita butuhkan ialah kekuatan, dukungan, bahkan semangat untuk menghadapi situasi yang sedang terjadi. Hal ini juga berkaitan dengan apa yang tengah dialami Stefanus. Ia berada dalam situsi yang begitu tertekan, yakni saat berada dalam sidang Mahkamah Agung. Dengan penuh ketegasan, dan kelugasan ia mampu menyatakan kebenaran, karena ada Roh Tuhan dalam dirinya, sehingga kekuatan serta kebaranian yang ia dapatkan. Apa yang disampaikan oleh Stefanus berkaitan dengan pengutusan yang dilakukan Allah kepada Musa. Panggilan dan pengutusan ini, di mulai dengan perjumpaannya yang luar biasa dengan Tuhan.

Pada ayat 30, Tuhan berjumpa dengan Musa, dan proses perjumpaan ini merupakan pembentukan bagi Musa untuk menjadi hamba-Nya dalam melaksanakan kehendak dan rencanaNya terhadap Israel. Nyala api yang keluar dari semak duri sebagai penanda kesucian dan kekudusan kehadiran Tuhan. Musa sebagai manusia tentu heran, keheranan ini menjadi kesempatan Tuhan menyatakan diri secara langsung kepada Musa melalui suara Tuhan yang memperkenalkan diri sebagai Allah nenek moyang Israel. Nyala api yang tidak membakar semak duri dapat dipahami sebagai sebuah pernyataan Tuhan kepada Musa, bahwa Tuhan yang Maha Kuasa akan melakukan peristiwa-peristiwa yang luar biasa melalui Musa dan kehidupannya (ay. 31-32). Pada ayat 34, Allah sadar dan mendengar setiap keluh kesah mereka maka Allah mengutus Musa ke tanah Mesir. Musa diutus dan diperlengkapi oleh Allah dengan kekuatan dan keberanian untuk menyatakan kebenaran.

Dalam setiap peristiwa kehidupan, selalu ada situasi di mana kita mengalami keterpurukkan, merasa gagal, mendapat penolakan, dikucilkan dsb. Tetapi apakah dengan demikian kita akan mudur begitu saja? Bentuk kepedulian Allah juga terletak dalam keberanian dan kekuatan yang diberikan-Nya kepada kita, sama halnya dengan Stefanus dan Musa. Dengan kekuatan dan keberanian ini pun kita dapat menyatakan kebenaran Allah, menyatakan bahwa kita mampu untuk peduli terhadap sesama. Sekalipun mendapat penolakan, dan mengakibatkan pengucilan, tetapi Dia bukanlah Allah yang tinggal diam, Ia begitu mendengar akan segala seruan dan keluh kesah kita. Ia senantiasa menghampiri dan berada dekat dengan umat-Nya. Terlebih saat kita mau berserah kepada Tuhan, berhikmat atas berkat serta senantiasa bersyukur dalam segala hal yang telah diberikan, kita akan melihat bagaimana Tuhan memberikan rasa peduli-Nya kepada kita. Sehingga kita dapat memberi dan berbagi kepada sesama, agar sesama mengalami damai dan sejahtera. Maka, maukah kita melakukannya?


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Dearnata Nainggolan - Mahasiswi Praktek UKSW)

Kembali