Sabtu, 13 Agustus 2016
PEMBANGUNAN JEMAAT MISIONER (PART 1)
Untuk apa gereja hadir di tengah dunia ini? Pernahkah pertanyaan ini muncul dalam benak kita? Sering kita mendengar bahwa gereja hadir di tengah dunia bagi pewartaan injil Yesus Kristus. Tapi dalam bentuk apa? Apakah hanya melalui khotbah yang dikumandangkan di tiap ibadah persekutuan? Atau dengan “menginjili” orang lain? Apa makna “menginjili” sebenarnya? Menginjili berarti memberitakan kabar baik; kabar yang membuat orang lain menemukan sukacita dan damai, bukan sebaliknya membuat seseorang merasa terganggu dengan kehadiran kita. Tindakan menginjili harus tampak dalam tindakan dan perilaku kita yang baik dan benar, terutama ketika kita menanggapi sebuah persoalan. Lihat saja apa yang dilakukan Yesus ketika Ia menjumpai orang sakit dan terpinggirkan karena tidak diperhatikan sesamanya. Yesus mengulurkan tangan-Nya untuk menolong mereka. Secara sederhana, itulah makna sejati dari memberitakan injil. Atas dasar itu, tidak heran jika Yesus dalam Amanat Agung memberikan mandat bagi murid-muridNya tentang tugas pemberitaan injil, agar banyak orang dapat mengenal Tuhan yang Maha baik dan Maha besar; Hal itu tidak berarti bahwa kita harus melakukan “kristenisasi” atau menjadikan orang lain beragama Kristen. Akan tetapi sebagai murid Kristus, kasih dan kepedulian yang penuh empati itu dinyatakan bagi orang lain sebagaimana yang telah Yesus teladankan; dan hanya dengan pertolongan Roh Kudus maka setiap hati yang tersentuh kasih Tuhan itu dapat mengenal siapa Kristus.
Dalam hal ini, gereja menjadi mitra Allah untuk melaksanakan misi-Nya atau Misio Dei. Jadi, jika kita diperhadapkan dengan sebuah pertanyaan, untuk apa gereja hadir di tengah dunia ini? Maka jawabannya adalah untuk melakukan misi Kristus, dimana kerja otak, tangan, dan kaki kita dimaksimalkan untuk turut menjawab pergumulan dan penderitaan orang lain. Seluruh warga jemaat sebagai murid-murid Kristus patut menyadari bahwa di pundak kita ada misi Kristus yang diemban bersama sebagai sebuah gereja. Hal ini berarti seluruh warga gereja diajak untuk merefleksikan kembali panggilan Ilahi terhadap gereja di tengah pembangunan masyarakat beserta seluruh tantangan yang mungkin akan dihadapi. Kehadiran gereja di tengah dunia ini bukan untuk mencari kenyamanan di dalam tembok-tembok yang dibangunnya, tetapi justru gereja dipersiapkan untuk keluar dan turut menjadi jawaban bagi persoalan yang timbul di masyarakat. bersambung…
SEBUAH INTISARI YANG DIEKSTRAK DARI BUKU PEMBANGUNAN JEMAAT MISIONER - D.R. MAITIMOE