GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Sabtu, 20 Agustus 2016
PEMBANGUNAN JEMAAT MISIONER PART 2
Membangun jemaat pertama-tama dimulai dari membangun paradigma berpikir. Itu diawali dengan sebuah kesadaran teologis yang benar tentang eksistensi gereja di tengah dunia. Secara teologis dipahami bahwa gereja merupakan umat yang telah diselamatkan oleh Allah melalui Yesus Kristus oleh karena kasih-Nya bagi manusia. Umat mengalami pembaharuan hidup karena diselamatkan dari jerat dosa.

Allah tentu memiliki tujuan dari tindakan penyelamatan-Nya bagi umat manusia. Tujuan-Nya tidak lain adalah menghadirkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaan. Oleh sebab itu gereja ditempatkan di tengah dunia sebagai persekutuan misioner yang akan turut menjadi mitra Allah dalam memenuhi misi-Nya. Misi Allah atau Missio Dei adalah bagian dari rencana keselamatan Allah. Atas maksud tersebut, D.R. Maitimoe memberi pemahaman teologis dengan rumusan sebagai berikut:
  1. Pengutusan berasal dari dan dimulai dalam Kerajaan Allah. Ini disebut Missio Dei, pengutusan oleh dan dari Allah. Kerajaan Allah adalah pangkal tolak dari pengutusan itu, yang hingga kini disebut “pekabaran injil”.
  2. Allah Bapa adalah Pengutus Agung dan Yesus Kristus adalah utusan utama serta Roh Kudus adalah kuasa penggerak dalam pengutusan.
  3. Tujuan dan isi daripada pengutusan itu dapat diungkapkan dalam tiga aspek, yang terjalin sangat erat satu dengan yang lain dan tak dapat dipisahkan, antara lain:
       4. Ruang dan alamat pengutusan itu adalah dunia dan seisinya.
       5. Cara pelaksanaan pengutusan itu adalah Karya Penyelamatan oleh Yesus Kristus, yang juga sering disebut Missio Christi. Sarana atau alat dalam pengutusan itu adalah gereja (jemaat)
           yang didirikan oleh Kristus di dunia ini, namun serentak juga pelaksana (kawan sekerja Allah) yang dipercayakan oleh Kristus untuk mencapai alamat Missio Dei itu.
  
Namun untuk memenuhi misi tersebut, penulis menyadari bahwa proses pembarahuan harus dilakukan bertahap, mulai dari kehidupan internal gereja. Secara spesifik penulis menyampaikan bahwa pembaharuan tersebut mestinya dimulai di pusat kehidupan jemaat, yakni di dalam satu-satunya ruang dimana jemaat dapat berkumpul dan bertemu. Hal itu tidak lain adalah pada saat jemaat berada bersama-sama di hadapan Allah, yakni dalam ibadah. Ibadah merupakan momentum yang mempersatukan tiap anggota jemaat sambil mereka merendahkan diri di hadapan Allah. Di dalamnya jemaat menyadari bahwa kehidupan yang mereka jalani semata-mata merupakan anugerah Allah, dan bahwa Allah telah melakukan karya yang besar dalam kehidupan secara pribadi maupun di dalam komunitas di mana mereka berada. Jemaat menyadari bahwa di luar Allah, mereka tak akan mampu berkarya dengan baik. Itulah sebabnya mengapa penting bagi warga jemaat untuk menghayati perjumpaan mereka dengan Allah melalui pemberitaan Firman yang menuntun mereka untuk memahami bahwa kehidupan yang dijalani di dunia merupakan bagian dari panggilan Allah untuk turut terlibat dalam tindakan pembaharuan Allah di dunia ini. Bersambung…

SEBUAH INTISARI YANG DIEKSTRAK DARI BUKU PEMBANGUNAN JEMAAT MISIONER - D.R. MAITIMOE

Kembali