GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Sabtu, 21 Januari 2017
ALKITAB SEBAGAI SUMBER PENGENALAN AKAN ALLAH
Jika kita ingin mengenal seseorang secara lebih dekat, maka kita patut mencari dan mengetahui asal-usulnya bukan? Kita akan berusaha mencari infromasi sebanyak-banyaknya tentang orang tersebut. Sebab tanpa pengenalan yang baik, hubungan yang dekat tidak akan pernah terbina. Adalah suatu keberuntungan jika orang tersebut mau mengizinkan kita membaca diarynya untuk mempermudah kita mengenalnya. Ibarat membaca diary, Allah rindu agar kita dapat mengenal-Nya melalui pembacaan Alkitab.

Membaca Alkitab merupakan salah satu anjuran yang selalu disampaikan melalui ibadah-ibadah. Anjuran untuk rajin membaca Alkitab bertujuan agar umat lebih  mengenal Allah lewat karya pekerjaan-Nya di sepanjang sejarah. Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang membaca Alkitab menjadi sebuah kegiatan yang sangat menjenuhkan. Kemungkinan besar, hal itu disebabkan karena kegiatan membaca Alkitab hanya dijadikan sebagai rutinitas belaka. Padahal bagian terpenting dari kegiatan membaca Alkitab terletak pada proses perenungan dari perikop yang dibaca untuk menemukan makna kehidupan yang memberi semangat baru, serta mendapatkan petunjuk dalam usaha memahami kehendak Allah.

Perenungan Alkitab sesungguhnya tidak hanya terdiri dari berdoa, membaca Alkitab, lalu berdoa lagi. Perenungan sejati terjadi ketika umat mau menyediakan waktu untuk mempelajari Alkitab secara mendalam. Alkitab menyimpan kekayaan kesaksian iman yang dialami oleh bangsa-bangsa yang hidup di masa lampau. Terutama perjalanan kehidupan bangsa Israel kuno yang kemudian berkembang menjadi umat Yahudi, yang berlanjut pada periode karya keselamatan yang dikerjakan Allah melalui Yesus Kristus hingga lahirnya gereja di tengah dunia lewat pekerjaan Roh Kudus di dalam pelayanan para rasul.

Jika kita membaca Alkitab secara harafiah, maka kita hanya akan memahami Alkitab sebagai sebuah kumpulan sejarah, nyanyian, dan cerita-cerita rakyat. Padahal Alkitab bukan semata-mata kitab sejarah tentang perjalanan kehidupan umat Israel sampai pada kelahiran gereja. Sebaliknya melalui Alkitab, kita dapat menyaksikan bagaimana Allah yang Mahakuasa turut terlibat dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia.
S. Wismoady Wahono dalam bukunya Di Sini Kutemukan, mengatakan bahwa orang Kristen di masa kini haus dengan pengetahuan yang dapat diterima secara rasional. Oleh sebab itu Alkitab juga seringkali diperdebatkan. Ia mengatakan untuk tiba pada pemahaman Alkitab yang benar (tentang pengenalan akan Allah), maka orang perlu menggali latar belakang atau asal usul dari sebuah teks di dalam Alkitab. Karena itu, di saat membaca Alkitab kita perlu memperkaya pengetahuan kita dari sumber-sumber bacaan lain yang sekiranya memiliki kaitan dengan bagian Alkitab yang dibaca. Itulah sebabnya kegiatan persiapan Pelayanan Firman penting dilakukan sebelum penyampaian Firman kepada warga jemaat.

Dari seluruh proses pembelajaran yang mendalam tentang teks di dalam Alkitab, maka kita tentu akan menemukan makna kehidupan di balik apa yang Allah kerjakan bagi kehidupan umat-Nya di masa lampau. Namun perlu digarisbawahi bahwa pekerjaan Allah selalu melampaui akal atau rasio manusia. Akal yang dimiliki manusia adalah pemberian Allah. Jangan sekali-kali menggunakan akal itu untuk mempertanyakan kemahakuasaan Allah. Manusia memiliki keterbatasan, dan pekerjaan Allah adalah ajaib. Karena itu apa yang Allah kerjakan tidak dapat diukur oleh logika manusia.

Allah mengetahui seberapa jauh kerinduan umat-Nya untuk memahami kehendak-Nya. Dengan membaca Alkitab maka kita akan mengenal Allah dan pekerjaan-Nya, serta akan memahami kehendak-Nya. Tidak hanya itu, di tengah beratnya pergumulan dan tantangan hidup di dunia, maka dengan membaca Alkitab kita akan dikuatkan; bahwa Allah Mahakuasa yang telah memimpin, menuntun, menyertai dan menyelamatkan umat-Nya di masa lampau sebagaimana yang disaksikan Alkitab, juga akan senantiasa menuntun, menyertai, dan menyelamatkan kita. Di dalamnya Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kehidupan kita. Seperti Bapa yang sayang kepada anak-anak-Nya, demikianlah IA menjadi Bapa yang senantiasa mendampingi kita menjalani pergumulan hidup di dunia.

Upaya memahami kehendak Allah melalui Alkitab hanya dapat terpenuhi ketika manusia mau membuka hati untuk belajar dan merendahkan diri di hadapan-Nya; membuka pendengaran bagi-Nya untuk berbicara, dan membuka mata untuk melihat karya-Nya yang besar. Dengan demikian kita tidak akan merasa jenuh ketika membaca Alkitab. Mengapa? Sebab saat kita menggali kebenaran Firman melalui pengetahuan yang benar, maka tentunya kita akan dituntun untuk menemukan makna dan nilai-nilai kebaikan yang akan senantiasa memperbaharui kehidupan kita, dan iman kita semakin berakar serta bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah. Dengan kata lain kita dapat mengenal Allah secara lebih dekat.

Akhirnya marilah bertanya pada diri masing-masing: kapan terakhir kali saya meluangkan waktu khusus untuk membaca Alkitab dan merenungkannya? Jika kita jarang atau bahkan hampir tidak pernah melakukannya, ingatlah bahwa Allah senantiasa merindukan dan menunggu kehadiran kita di hadirat-Nya. Mari sediakanlah waktu untuk berjumpa dengan Allah, melalui membaca Alkitab dan merenungkan kebaikan-Nya dalam kehidupan kita.

Oleh Vik. Rifensia. J. Soselisa

Kembali