GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 16 November 2020
TUHANLAH PENUNTUNKU
Yesaya 40 : 9 - 11
  
Tidak ada satu manusiapun yang ingin hidup tanpa kebebasan. Kebebasan adalah hak setiap manusia dalam menggapai kehidupan atau cita-citanya. Karena dalam kebebasan penuh tanpa tekanan, barulah hidup itu bisa dinikmati. Kebebasan di sini adalah juga bukan untuk merugikan orang lain, tetapi menjadi berarti bagi orang lain dan lingkungannya. Kehendak bebas manusiapun tetap pada akhirnya harus menjadi manusia yang berguna bagi kehidupan. Menyalagunakan kehendak bebas manusia, akhirnya manusia akan berhadapan dengan kesulitan.
 
Perikop bacaan saat ini menjelaskan betapa kebebasan menjadi sesuatu yang berharga bagi umat Israel, karena selama 70 tahun mereka hidup di Babylon. Sebagai sebuah bangsa yang sebelumnya menggunakan kebebasan tanpa batas, yang akhirnya menyulitkan kehidupan bangsa itu sendiri. Maka kebebasan menjadi cita-cita yang utama bangsa ini. Perenungan, penyesalan dan akhirnya pengakuan bahwa mereka telah keliru menggunakan kebebasan dari Tuhan. Membuat bangsa ini menyadari bahwa kebebasan yang diberikan Tuhan, janganlah disalahgunakan untuk menyakiti hati Tuhan. Kerinduan akan tanah leluhur, kerinduan akan hidup yang berkenan kepada Tuhan, menjadi suatu proses yang membuat bangsa ini menyadari akan kekeliurannya. Jika ayat 1 dan 2 dibaca, maka harapan yang dinanti terjawab, karena Tuhan mendengar dan melihat ada proses penyadaran untuk kembali menjadi bangsa yang mengenal dan mengerti siapa Tuhan itu. Nabi Yesayapun mengatakan bahwa ada jalan tanpa hambatan yang mengantar umat Israel menuju kebebasan (ayat 3 – 5). Dan jika ayat 6 – 8 di maknai dengan baik, maka kembali nabi Yesaya mengingatkan akan keterbatasan manusia sebagai makluk ciptaan. Jadi jangan sombong dengan kebebasan yang Tuhan berikan.
 
Sebagai bangsa yang sudah menyelami akan arti hidup yang berkenan kepada Tuhan, selama mereka di Babylon, membuat mereka mendapat identitas baru; yaitu sebagai bangsa/umat pembawa kabar baik (ayat 9). Identitas baru inipun berisi sebuah tugas dan pengajaran, bahwa Tuhanlah yang telah mendengar kesedihan umat-Nya, dan Tuhanlah yang akan memandu kehidupan mereka menuju masa depan (ayat 10). Serta siapapun mereka baik tua maupun muda Tuhan akan menuntun hidup mereka dengan cinta kasih (ayat 11). Sebagai pembawa kabar baik, umat diajar untuk menghargai arti penyertaan, arti keselamatan (yang di dalamnya ada kebebasan) yang telah Tuhan berikan. Sebagai pembawa kabar baik umat harus bersaksi bahwa mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh akan ada masa depan yang diberkati.
 
Tuhan tidak pernah menginginkan umat-Nya hidup dalam penderitaan atau tekanan. Tetapi bila umat-Nya melawan atau menyakiti hati-Nya, Tuhan akan memberi pengajaran sesuai dengan kehendak-Nya. Pembuangan ke Babylon adalah proses cara Tuhan mengajar dan mendidik umat-Nya untuk lebih mengenal Dia. Sebagai manusia yang diberikan kebebasan, pergunakanlah kebebasan itu untuk kemuliaan nama-Nya. Tetapi jika saat ini kita menyalahgunakan kebebasan itu dan akhirnya Tuhan sedang mendidik dan mengajar kita (ada pergumulan hidup yang harus di atasi) saat ini. Jangan kecewa, tetapi lihatlah ke depan, jika kita mengakui bahwa Tuhan mendidik dengan cara-Nya, maka jangan tinggalkan Tuhan tetapi mendekatlah dengan sungguh-sungguh kepada-Nya. Percayalah identitas baru akan di sematkan kepada kita; yaitu kehidupan yang penuh dengan ketentraman dan kedamaian. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali