GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 23 November 2020
TAAT DAN PATUH SYUKUR MENGGEMA
Imamat  9 : 12 - 24
 
Keteraturan merupakan impian setiap insan ditengah-tengah ketidakteraturan yang terjadi saat ini. Keteraturan adalah juga cara Allah menata kehidupan ini. Kita tidak dapat membayangkan apa yang terjadi jika hukum tata surya tidak berjalan semestinya. Benturan antar planet dan kehancuran kehidupan menjadi sesuatu yang tidak terelakan. Jadi ketika Allah menciptakan segala sesuatunya, yang hadir adalah keteraturan. Tidak patuh terhadap aturan yang di tata Allah, akibatnya adalah kehancuran dan kematian itu sendiri.
 
Perikop saat inipun berbicara atau berkata tentang keteraturan dan kepatuhan Harun sebagai Imam. Sebagai seorang Imam Harun harus benar-benar patuh dan tertib serta teratur, dalam menjalankan fungsinya sebagai pengantara antara umat dengan Tuhan. Hal ini terlihat bagaimana ia bertugas dalam mempersembahkan korban bakaran (ayat 12) dan korban penghapus dosa (ayat 15) serta korban keselamatan (ayat 18). Pada ayat 16 terlihat jelas bahwa daging korban diolah  sesuai peraturan. Ini membuktikan bahwa memberikan persembahan sebagai tanda syukur, tanda mohon ampun dan tanda takluk kepada kekuatan Allah, tidak dilakukan asal-asalan. Tetapi dilakukan dengan penuh keteraturan dan kepatuhan serta disertai rasa hormat. Pada ayat 24, dapat kita lihat bahwa ketika Tuhan berkenan atas persembahan itu sujud syukur dari umatpun menggema.
 
Keteraturan dan kepatuhan menjadi ciri kitab Imamat, karena kitab ini mendidik dan mengajar umat bagaimana hormat dan patuh kepada perintah Tuhan. Jika sebelumnya terjadi ketidak patuhan dan ketidak teraturan sehingga membuat umat hidup menderita. Maka penulis kitab ini mendidik dan mengajar umat agar tidak hidup sembarangan dalam membangun hubungan dengan Tuhan Sang Pencipta.
 
Keteraturan dan kepatuhan hidup kepada Allah menjadi sangat penting, sehingga gema syukur senantiasa hadir dalam hidup kita. Jangan berharap syukur akan terucap bila dalam menata hidup ini kita banyak melanggar aturan. Melanggar berarti tidak patuh, tidak patuh berarti melawan aturan yang ada. Sebagai keluarga yang mengenal Kristus, betap indahnya ketika kita taat dan patuh kepada kehendak Kristus. Sebagai orang tua, opa dan oma mari kita hadirkan hidup yang mentaati apa yang Tuhan sudah atur dan patuh menjalankan apa yang Tuhan perintahkan. Agar generasi anak cucu senantiasa bersyukur atas kehidupan yang kita hadirkan untuk mereka. Keteraturan dan kepatuhan itulah yang harus dilakukan agar kita makin mengenal dan mengerti siapa Tuhan itu. Kita pernah melanggar aturan dan hidup tidak tertib, dan kita merasakan dampak dari perbuatan itu. Jadi ketika kita merindukan dan berharap hidup ini penuh dengan ungkapan syukur. Maka ada yang harus disikapi secara sungguh-sungguh dalam pengenalan kita akan Tuhan dengan seluruh aturan dan perintah-Nya. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali