GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 30 November 2020
LAKUKAN KEBENARAN-NYA
2 Korintus 5 : 11 - 15
  
Situasi genting atau keadaan tertekan dan takut, membuat orang mampu melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Perbedaan yang nyata adalah sifat asli dari manusia itu, muncul sesuatu yang sangat baik dan buruk. Kalau yang muncul adalah sesuatu yang sangat baik, maka hasilnya tentu positif dan demikian sebaliknya.
 
Kegentingan ini yang diangkat Paulus, ketika begitu banyak pengajar sesat hadir di Korintus. Pengajar-pengajar yang mencoba mengembalikan iman umat kepada iman sebelum mereka mengenal Kristus. Maka ayat 11 dalam perikop ini menekankan dan mengingatkan kembali pentingnya pengertian takut akan Tuhan. Kerasulan Pauluspun terjadi karena takut akan Tuhan (bandingkan peristiwa Damsyik).  Dan takut akan Tuhan inilah yang dapat kita baca tentang kenapa Paulus berbeda dari pengajar-pengajar sesat yang ada saat itu (ayat 11-15). Penjelasan secara teologis tentang diri pelayan dan apa yang harus dilakukan, di paparkan dengan jelas. Peristiwa golgota (ayat 15) menjadi dasar bagi orang yang siap melayani atau semangat berkorban untuk orang lain menjadi pijakan orang Kristen. Bahasa teologisnya ialah menaburkan kebenaran Allah kepada banyak orang atau menjadi berkat bagi banyak orang. Dan bukan menjadi pembuat gaduh yang merusak kehidupan bersama.  
 
Dalam Amsal 1 : 7, dikatakan “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”. Ayub 28 : 28 pun berkata “Takut akan Tuhan, itulah hikmat” dan “menjauhi kejahatan adalah akal budi”. Kitab Yosua pun mengatakan, untuk kita dapat bersyukur dan mentaati kehendak Allah, yang pertama-tama adalah “Takut aka Tuhan (Yosua 10 : 12). Dari kutipan beberapa ayat ini, pesan yang mau di sampaikan adalah, kebenaran sejati hadir jika manusia takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan akan membuat manusia mengerti apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Artinya, manusia tidak mementingkan dirinya sendiri, mau menang sendiri dan mau hebat sendiri. Secara jernih, jika kita merenungkan lebih dalam, tidak ada satupun kehidupan itu berdiri sendiri tanpa terkait dengan yang lain. Itu artinya setiap mahluk hidup (manusia) punya jiwa melayani. Tetapi karena tidak takut Tuhan, maka kesombongan, kepongahan dan ketamakan menjadi hal yang benar.
 
Jika manusia sadar bahwa dalam dirinya punya sifat pelayan (karena tidak bisa berdiri sendiri), maka kehidupan bersama akan menjadi sangat baik. Jiwa melayani seharusnya hadir dalam diri setiap orang Kristen, karena Kristus menegaskan dalam pelayanan-Nya selama hidup-Nya di dunia. Tatanan kehidupan akan menjadi jauh lebih baik jika setiap manusia takut akan Tuhan. Keluarga pun akan hidup dalam kedamaian, bila setiap pribadi di dalamnya takut akan Tuhan. Persekutuan pun menjadi indah bila setiap individunya takut akan Tuhan. Dalam takut akan Tuhan sesungguhnya kita sudah berdamai dengan Allah. Jangan takut untuk menghadirkan kebenaran Allah, karena itulah yang di kehendaki Allah, agar damai sejahtera-Nya hadir dalam kehidupan kita. Amin.   


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali