GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 1 Februari 2021
JANGAN RAGUKAN KUASA-NYA
Matius  15 : 21 - 28
  
Mempercayakan diri kepada sesuatu agar hidup kita lebih baik adalah hal yang sulit. Karena sebagai manusia, kita mempunyai perhitungan-perhitungan sendiri. Dan itu selalu dikaitkan dengan daya nalar serta kekuatan kita. Manusia selalu ingin bukti atau paling tidak uji coba, yang dapat meyakinkan dirinya. Sehingga manusia menghadirkan beragam metode agar kehidupan manusia sejahtera. Baik secara ekonomi, kesehatan jasmani dan kejiwaan, atau paling tidak berimbang. 
 
Perikop saat inipun menjelaskan, bagaimana orang mempercayakan hidupnya kepada keputusan Tuhan. Sekalipun orang Kanaan ini disebut sebagai bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Sehingga istilah dalam ayat 26 yang dikutip Yesus dalam kebiasaan bangsa Yahudi untuk menyebut status bangsa Kanaanpun terucap. Istilah ini sudah lazim dalam kehidupan masyarakat Yahudi. Bukan bermaksud kasar, tapi dapat dipahami bahwa murid-murid yang ada bersama dengan Yesus saat itu mengerti istilah ini.
 
Penulis kitab Injil Matius menempatkan perempuan Kanaan sebagai yang mempercayakan dirinya kepada keputusan Yesus, bukan tanpa alasan. Penulis ingin mengatakan kepada orang Kristen yang berlatar belakang Yahudi dan orang Yahudi sendiri, bahwa bangsa yang katanya tidak mengenal Tuhan, justru mempercayakan hidupnya kepada Tuhan. Sedangkan bangsa yang katanya mengenal dan menyembah Tuhan justru sulit mempercayakan hidupnya kepada kuasa Tuhan Yesus.
 
Dialog dalam perikop ini menggambarkan bahwa kegigihan perempuan Kanaan untuk mempercayakan hidupnya kepada Yesus tergambar jelas. Ia datang menyembah (bersujud), sambil berkata “Tuhan; tolonglah aku” (ayat 25), kemudian pada ayat 27; ia menjawab dengan gamblang, tidak ada masalah apapun julukan kepadanya, tetapi berilah sedikit kuasa Tuhan kepada dirinya agar anaknya sembuh. Perjuangan seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik tergambar dalam dialog ini.
 
Kita yang katanya sebagai orang Kristen mengenal Tuhan Yesus, apakah iman kita seperti perempuan Kanaan itu? Jawabnya belum tentu! Kita tahu Tuhan maha kuasa tetapi sulit mempercayakan kuasa-Nya berlaku untuk diri kita. Kita lebih percaya pada pikiran dan kekuatan kita. Sehingga untuk mempercayakan sepenuhnya hidup dan kehidupan ini pada kuasa / kendali Tuhan adalah hal yang sulit. Kesulitan muncul karena kita setengah percaya dan setengah tidak percaya kepada kekuatan dan kekuasaan Tuhan. Apa benar mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan akan bahagia dan sejahtera, beragam keraguan selalu muncul dalam benak pikiran kita sehingga pada akhirnya kita tidak dapat melakukan kehendak Tuhan dengan sungguh-sungguh. Bagaimana kita mau mempercayakan diri kepada Tuhan, sedangkan melakukan kehendak-Nya saja kita masih ragu. Belajar dari perempuan Kanaan, yang mempercayakan dirinya pada kekuatan dan kuasa Tuhan Yesus, itu yang disebut dengan mengimani Tuhan (ayat 28); ia mendapat kebahagiaan karena anaknya sembuh.
 
Jangan ragukan kekuatan dan kuasa Tuhan Yesus untuk mengubah hidup kita. Tuhan hanya minta kita melakukan kehendak-Nya tanpa ragu. Agar kita benar-benar mengimani Tuhan dengan baik dan benar. Ragu mempercayakan hidup dan kehidupan kita sepenuhnya dibawah kuasa Tuhan, akan berakhir sia-sia. Tetapi jika kita mempercayakan diri kita sepenuhnya pada kekuatan dan kuasa Tuhan, sekalipun banyak orang mencibir kita, akan berakhir dengan kebahagiaan. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali