GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Senin, 8 Maret 2021
KENALILAH TUHAN YESUS KRISTUS
1 Tesalonika 2 : 13 - 20
 
Tidak ada hidup yang tanpa tantangan dan pergumulan. Melalui tantangan dan pergumulanlah, manusia dapat menemukan kehidupan itu sendiri. Karena tantangan adalah proses penempaan, agar manusia menjadi jauh lebih kuat dalam menjalankan kehidupan. Tantangan, pergumulan dan penderitaan adalah dinamika kehidupan, yang didalamnya manusia belajar bagaimana bersikap dalam menghadapi dinamika kehidupan itu. Hanya dengan tantangan, penderitaan dan pergumulanlah manusia menjadi dewasa secara psikis dan iman.
 
Jemaat Tesalonikapun mendapat tantangan yang berat dalam menjalani kehidupan sebagai orang Kristen. Teror, agitasi dari pihak Yahudi, menjadi konsumsi sehari-hari. Pertanyaannya apakah mereka undur jadi orang Kristen? Jawabnya “tidak”. Inilah yang membuat kegembiraan bagi Paulus ketika jemaat mampu bertahan dan bahkan tetap bersaksi tentang Yesus Kristus sebagai sumber kekuatan mereka (ayat 13-14). Sudah tentu bersaksi dalam hal ini bukan hanya melalui bibir saja, tetapi melalui perbuatan, dimana Firman Allah dipahami dan dimengerti serta dipraktekkan dalam kehidupan mereka.
 
Terlihat bahwa ada keterhubungan yang erat antara jemaat dengan Tuhan Yesus, sehingga Firman Allah dapat diwujudnyatakan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Keterhubungan yang erat dengan Tuhan Yesuslah yang membuat iman jemaat Tesalonika makin kuat atau kehidupan spiritual mereka makin berkualitas. Tanpa keterhubungan (koneksitas) yang benar dengan Tuhan Yesus pastilah jemaat sudah hancur, karena tindakan teror dan agitasi akan membuat jiwa mereka terguncang dan akhirnya menyerah dengan keadaan. Tetapi melalui perikop ini kita dapat melihat bagaimana sukacitanya Paulus, terhadap jemaat ini dalam menghadapi tantangan itu.
 
Jika dikaitkan dengan kehidupan kita saat ini, tantangan dan pergumulan sebagai orang Kristenpun tetap ada. Tantangan dan penderitaan bukan hanya dari pihak luar, tetapi yang paling banyak adalah dalam diri kita sendiri. Sehingga kesaksian kita menjadi tidak jelas dan bahkan hidup kita cenderung seperti orang yang tidak mengenal (mengimani) Yesus Kristus. Sehingga kualitas kehidupan spiritual kita memudar dan bahkan tidak tampak sama sekali. Pertanyaannya apa yang salah ya? Jawabnya, keterhubungan kita dengan Tuhan Yesus tidak terjalin. Kita mengaku orang Kristen tetapi jauh dari Yesus Kristus. Kita beribadah, berdoa dan melayani tapi hati dan pikiran kita tidak tertuju pada Yesus Kristus.
 
Keterhubungan (koneksitas) yang sungguh-sungguh itulah yang perlu kita lakukan saat ini dengan Tuhan Yesus. Agar kita merasakan kedamaian dan ketentraman. Keterhubungan itu akan nampak ketika kita menjadi pelaku-pelaku Firman Allah dalam kehidupan ini. Jika tidak, kita tidak akan sanggup menghadapi tantangan, pergumulan dan penderitaan hidup ini. Rasa takut, khawatir, dengki, iri dan benci serta dendam tidak akan pernah hilang dalam diri kita ketika keterhubungan kita dengan Allah tidak terjalin dengan baik dan benar. Sudah pasti, ini akan berdampak dalam kehidupan spiritual kita. Karena tanpa kehidupan spiritual yang mumpuni, kita akan sulit menata hidup ini dengan benar. Sekeras apapun kita bekerja dan berusaha tidak akan pernah kedamaian dan ketentraman hadir. Akhirnya, apapun latar belakang dan keadaan kita saat ini, keterhubungan (koneksitas) yang benar dengan Sang sumber kekuatan dan sumber kehidupan itulah yang membuat hidup kita menjadi berarti. Dan kesaksian hidup kita menjadi acuan bagi banyak orang di sekitar kita. Amin.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Pdt. Marianus Tupessy, S.Th)

Kembali