Rabu, 19 Mei 2021
SATU ROH DALAM IMAN DAN KASIH
1 Yoh 3:23-24
Perkembangan zaman yang kian melesat dan semakin canggih, terlebih pada saat pandemi seperti ini kegiatan yang dilakukan serba online, seakan-akan menuntut manusia juga semakin harus mengikuti perkembangan zaman yang ada. Tentunya proses tersebut juga tidak terlepas dari pengetahuan tinggi yang harus kita miliki. Setiap dari kita tentu akan berpikir bahwa pengetahuan tertinggi hanya berasal dari sebuah prestasi nilai sekolah ataupun prestasi akademik lainnya, namun nyatanya ada pengetahuan yang lebih tinggi dari kedua hal tersebut, yaitu pengetahuan yang berasal dari Yesus Kristus. Karena Yesus yang adalah Maha Kuasa dan Maha Tahu tentu artinya Yesus ada di atas segalanya. Inilah mengapa pengetahuan yang berasal dari Yesus juga ada di atas segalanya, dan bahkan terkadang sering melampaui akal dan pemikiran kita. Sebab pengetahuan setinggi apapun tidak akan menjadikan manusia begitu sempurna.
Dalam pasal ketiga ini dari kitab 1 Yohanes pada bagian awal, menceritakan bagaimana
manusia menerima kasih Allah yang begitu besar sehingga kita dapat disebut sebagai anak-anak
Allah. Pada (ay. 9) menekankan bahwa setiap kita yang adalah anak-anak Allah/berasal/lahir dari
Allah tidak akan berbuat dosa. Justru kita diminta untuk selalu berbuat kebenaran dan kasih kepada
sesama/saudara kita, bahkan sekalipun orang lain tidak menyatakan kebenaran dan berbuat kasih
kepada kita. Melalui proses ini, penting adanya pengetahuan yang berasal dari Allah, maka dengan
demikian kehidupan beriman kita juga akan selalu berlandaskan pada perintah-Nya saja. Perintah
tersebut jelas tertulis dalam ayat 23, yang pertama adalah kita percaya, kedua ialah saling mengasihi.
Perintah pertama ini mau menegaskan, kita yang adalah sebagai anak-anak Allah juga
seharusnya mempercayakan diri ini sepenuhnya dalam Dia. Karena sudah terlebih dahulu Dia datang
ke dalam dunia ini serta menjadi manusia seutuhnya, rela menderita untuk menghapus dosa dan
menyelamatkan umat manusia. Dengan segala keberadaan-Nya juga dengan apa yang telah di
sediakan-Nya bagi kita, tentu artinya kita juga percaya akan segala perintah-Nya yang akan selalu
mendatangkan kehidupan penuh sukacita. Ini menjadi salah satu bagian penting bagi kita sebagai
anak-anak Allah. Bagaimana mungkin kita dapat disebut sebagai anak-anak Allah, namun nyatanya
sulit percaya akan Dia, bahkan perintah-Nya serta tidak mempercayakan diri kita kepada-Nya?
Pada perintah selanjutnya, yaitu saling mengasihi, ini merupakan jawaban atas perintah
pertama. Ketika kita beriman kepada-Nya; ialah percaya akan Dia/mempercayakan diri sepenuhnya
dalam Dia, kita juga akan melaksanakan dalam keseharian kita, yaitu hidup penuh kasih kepada
sesama. Tentu ini akan menjadi perkara yang sulit ketika kita tidak punya pengetahuan tertinggi yang
berasal dari Allah. Karena saling mengasihi kepada sesama mungkin bisa saja merupakan hal biasa
yang kita lakukan, namun ketika kita diperhadapkan pada orang yang justru tidak mengasihi kita,
tentu kita akan berpikir berkali-kali untuk mengasihi orang tersebut.
Lalu dari mana sumber segala pengetahuan tersebut? Ialah melalui Roh Kudus yang telah Ia
karunikan kepada kita. Allah mengarunikan Roh Kudus kepada kita sehingga Roh Kudus lah ya ng akan bekerja atas diri kita. Mungkin secara nalar manuisa mengasihi tanpa pamrih akan sangat sulit
dilakukan, sehingga membalas kejahatan dengan kebaikan akan dilakukan dengan berpikir berulangulang. Namun ketika pengetahuan yang berasal dari Yesus sebagai pengetahuan tertinggi yang kita punya, ini yang akan memerintah kita untuk melakukan sebaliknya. Lantas mengapa kita masih ragu dan enggan?
Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Dearnata Nainggolan - Mahasiswi Praktek UKSW)