GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 20 Juli 2021
TANGGUH DAN TEGUH BERSAMA YESUS
Matius 13 : 16 – 23

Jika seandainya saat ini kita memiliki beberapa butir telur ayam, hal apakah yang
akan kita lakukan? Tentunya akan diolah menjadi salah satu hidangan makanan. Mungkin
para Bapak dan Ibu akan merebusnya sehingga terasa lebih berkhasiat dan bertenaga atau
kalangan anak-anak yang mengolahnya dengan cara menggoreng dan memberi bumbu
tambahan supaya terasa lebih gurih dan enak. Ini mengartikan dengan satu bahan dasar
tetapi bisa diolah dengan berbagai cara yang kita suka. Demikian halnya mengenai
perikop bacaan kita pada hari ini, yakni tentang pengajaran yang disampaikan oleh Yesus
dengan sebuah perumpamaan.

Yesus memulai pengajarannya dengan perumpamaan penabur yang berfokus pada
kondisi tanah atau respon dari pendengar firman. Yesus digambarkan sebagai seorang
penabur yang sedang menaburkan benih. Benih ini merupakan pengajaran yang hendak
Yesus sampaikan kepada kita dan kita diibaratkan sebagai tanah yang menerima benih
tadi. Yesus memberikan pengajaran kepada kita semua sebagai pengikut-Nya dengan
porsi yang sama. Tidak ada yang mendapatkan porsi lebih kecil ataupun lebih besar.
Namun, pertumbuhan pengajaran yang telah diberikan oleh Yesus itu bergantung kepada
diri kita masing-masing yang menerimanya. Maka Yesus menegaskan perumpamaan
penabur ini pada ayat 9 “Siapa bertelinga, hendaklah Ia mendengar!” Sepatutnya kita
mendengar, berarti bersedia menerima dan merespon dengan benar. Mendengar disini
dalam artian mendengar dengan sepenuh hati. Tidak hanya mendengar dengan telinga,
tetapi dengan sepenuh hati. Karena ketika mendengar dengan sepenuh hati maka kita
sebagai pendengar akan fokus dan mencoba menghayati pesan yang sedang disampaikan.

Manusia sebagai penerima pengajaran diibaratkan sebagai tanah. Manusia tidak
hanya terdiri dari tanah yang baik yaitu orang-orang yang dengan senang hati menerima
setiap pengajaran Yesus dan mau menghayati serta melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga benih pengajaran itu dapat berbuah berpuluh-puluh bahkan beratusratus kali lipat. Tetapi juga ada manusia yang seperti tanah berbatu, pinggir jalan serta
semak duri sehingga setiap benih pengajaran Yesus yang telah diberikan tidak tertanam
dan berbuah. Bahkan ada yang tidak bertumbuh dan langsung hilang karena pengaruhpengaruh lain sehingga benih pengajaran itu hanya seperti angin lewat saja. Lantas ada
diposisi tanah seperti apakah kita berada?

Sebagai orang Kristen dan pengikut Kristus kita tidak hanya sebagai tanah yang
menerima benih begitu saja. Tetapi kita juga adalah penabur yang menjadi pemberi benih
pengajaran seperti benih pengajaran yang telah kita terima dari Yesus sang penabur
sejati. Benih pengajaran ini harus kita beritakan kepada orang lain di tengah-tengah
dunia. Dalam proses untuk menyatakan permberitaan firman maupun kerajaan sorga, kita
tidak akan hanya mendapati tanah yang baik, sehingga upaya pemberitaan itu menjadi
lancar dan tidak banyak mendapatkan hambatan dan rintangan. Tetapi kita juga akan
banyak menemui orang-orang bebal yang diibaratkan sebagai tanah pinggir jalan, tanah
yang bersemak duri serta tanah berbatu. Sehingga upaya pemberitaan Injil itu mengalami
banyak hambatan dan rintangan, tetapi yang boleh kita hayati dan Imani adalah bahwa
Allah sebagai rekan sepelayanan kita yang sejati tidak akan pernah meninggalkan kita di
tengah pergumulan dalam memberitakan injil. Allah akan senantiasa ada dan menopang
kita selalu, sehingga kita boleh selalu kuat, Tangguh dan teguh karena Allah beserta kita.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Dearnata Nainggolan - Mahasiswi Praktek UKSW)

Kembali