GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Rabu, 4 Agustus 2021
PERHATIKAN ALAM SEKITAR
Ulangan 20 : 20

Bukan menjadi sebuah rahasia lagi jika kerusakan alam sekitar/lingkungan terjadi akibat ulah manusia. Eksploitasi alam terjadi secara terus menerus tanpa adanya usaha untuk memperbaiki atau memperbaharui keadaan alam itu sendiri. Kemudian inilah yang mengakibatkan berbagai bencana alam seperti banjir bandang, tanah lonsong, maupun pemasan global, yang artinya alam juga ingin nmenyampaikan bahwa adanya ketimpangan antara manusia dan alam itu sendiri.

Maka ketika kitab Ulangan 20:20 menjadi perenungan kita pada saat ini, dengan jelas mau mengajarkan perilaku perlindungan terhadap sumber-sumber daya alam. Secara keseluruhan bacaan kita pada saat ini berbicara mengenai hukum perang, dan Allah adalah Pusatnya. Allah selalu menyertai umat-Nya. Oleh karena itu, mereka harus mengikuti aturan-aturan yang Allah berikan dengan ketaatan dan tanpa syarat. Tuhan memberikan tanggung jawab kepada manusia untuk memelihara serta mengusahakan, hal ini berarti manusia diberi tugas untuk mengelola alam secara baik. Namun pada masa itu yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain dalam peperangan, adalah merusak dan membumi hanguskan segala sesuatunya. Nyatanya tidak ada tanaman/pohon yang tidak berguna, tetapi meraka hanya melihat potensi alam berdasarkan pada kepentingannya sendiri, sehingga ekosistem alam terganggu. Contoh, ketika itu terjadi artinya tidak ada keseimbangan dan eksistensi bangsa tersebut bisa hancur akibat salah dalam mengelola tanah. Karena eksistensi sebuah bangsa ditentukan oleh keberadaan tanah sebagai sumber kekuatannya.

Manusia hadir di bumi ini sebagai mitra kerja Allah, pekerja-Nya. Maka manusia penting memiliki kesadaran diri tentang berke-Tuhanan. Berke-Tuhanan berarti manusia berdoa secara ritual dan juga menjaga sikap perbuatan untuk keseimbangan hubungan sesama manusia dan alam beserta isinya. Kemudian pentingnya pengendalian diri, karena manusia sering memandang alam sebagai objek yang berguna memenuhi kebutuhan material saja, dan ini membuat manusia terus mengeksploitasi alam tanpa menghiraukan pembaharuan alam. Inilah yang pada akhirnya menyebabkan krisis lingkungan, sehingga manusia gagal dalam memahami panggilannya. Bumi adalah kepunyaan Allah, karena Dia yang menciptakan dan manusia adalah milik Allah yang memberikan bumi kepada kita. Bumi yang telah diberikan adalah hak pakai, artinya manusia adalah penggarap, menjaga kelestariannya, dan bukan menjadi pemilik, karena Allah adalah Sang pemilik. Manusia hanya diberi kepercayaan untuk memelihara serta mengusahakannya dengan penuh tanggung jawab sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan. Sebab manusia juga membutuhkan alam yang baik demi menjamin kehidupan generasi selanjutnya.


Disadur Dari: Bahan Renungan Ibadah Pekan Keluarga (Dearnata Nainggolan - Mahasiswi Praktek UKSW)

Kembali