GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Kamis, 7 Juli 2016
AKTIF BERBUAT BAIK
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. (Matius 7:12)

Confusius, filsuf bijak dari Tiongkok, mengajarkan, “Apa saja yang engkau tidak mau orang lain melakukannya kepadamu, jangan lakukan hal itu pada orang lain.” Ajaran ini diteruskan dari generasi ke generasi dan menjadi salah satu “pagar moral” bangsa itu. Menurut ajaran ini, sebelum melakukan tindakan yang negatif, orang diajak untuk berpikir terlebih dulu: Jika orang lain melakukan hal ini pada diri saya, apakah saya akan merasa senang? Jika tidak, jangan lakukan hal itu kepada orang lain. Jika falsafah ini diterapkan, niscaya kejahatan akan jauh berkurang.

Tuhan Yesus menyampaikan standar hidup yang serupa, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (ay. 12). Namun, ada perbedaan mendasar. Prinsip ini bersifat aktif, bukan pasif. Bukan hanya menahan diri untuk tidak melakukan pelanggaran dan kejahatan pada sesama, melainkan berinisiatif berbuat kebajikan dan memberkati sesama. Dunia bukan hanya menantikan berkurangnya kejahatan, bukan juga teori perbuatan baik, tetapi perbuatan baik yang berlandaskan kebenaran, dan nyata.

Kristus, Sang Guru Agung, bukan hanya menyampaikan kebenaran, namun Dia secara aktif melakukannya dalam kehidupan nyata. Dia telah memberi teladan hidup untuk aktif: mengerjakan kebenaran untuk kebahagiaan sesama. Bagaimana dengan kita? Pemahaman kita terhadap kebenaran kiranya menghasilkan kebaikan nyata dalam hidup keseharian. Itulah buah iman dan kerohanian para pengikut Kristus yang sejati.

BUAH IMAN SEORANG KRISTIANI SEJATI DITUNJUKKAN DENGAN MELAKUKAN KEBENARAN SECARA AKTIF DAN NYATA DALAM HIDUP SEHARI-HARI

Disadur Dari: http://renunganharian.net

Kembali