Rabu, 6 Desember 2017 - Renungan Pagi

MINGGU ADVEN I
RABU,  6 DESEMBER 2017
RENUNGAN PAGI
GB.109 : 1-Berdoa

Hal yang menarik perhatian nabi Maleakhi adalah praktik kawin campur yang dilakukan banyak orang lsrael dengan menceraikan istri yang berasal dari sesama lsrael dan mengawinl perempuan dari bangsa lain. Alasannya untuk menjalin persahabatan dengan bangsa lain yang dianggap memberi manfaat dalam membangun persekutuan untuk melindungl mereka dari musuh-musuh yang masih mengintai.

Menanggaplnya nabi Maleakhi menjelaskan kembali makna perkawinan dalam pandangan Tuhan yaltu sebuah perjanjian antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang diikat di hadapan Tuhan yang dijaga dalam sikap saling setia. Ketidaksetiaan mereka terhadap ikatan perjanjian perkawinan sama saja dengan mengingkari kesetiaan mereka pada Tuhan.

Saat ini banyak kasus perceraian terjadi di tengah keluarga Kristen. Ketika sepasang laki-laki dan perempuan masuk dalam proses pemberkatan perkawinan di gereja, mereka berkata, "lnilah joclohku yang diberikan Tuhan." Tapi begitu hendak bercerai, mereka berkata, "lni mungkin sudah jalan Tuhan. Dia bukan jodohku." Padahal Tuhan Yesus berkata, "Apa yang dipersatukan Allah tidak dapat diceraikan manusia." Artinya Tuhan pun tidak pernah memberikan opsi perceraian dalam sebuah perkawinan.

Dalam sejumlah kasus, kita prihatin jika terjadi karena tindakan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Walau begitu nasihat untuk menjaga kesetiaan dalam ikatan perkawinan bersama Tuhan harus menjadl pesan penting bagi tiap rumah tangga Kristiani. Belajarlah melihat perkawinan sebagai karya iman dari sebuah perjanjian kudus, tidak hanya antara suami dan istri, tapi juga antara keluarga dengan Tuhan yang harus dijaga dalam kesetiaan. Kita dapat saling mendoakan agar kehidupan perkawinan kita dalam plmpinan Tuhan. Tuhan selalu memberikan jalan keluar terbaik saat pergumulan datang.

GB.109 : 2
Doa : (Allah Pengasih, berkati tiap rumah tangga dan berilah hati yang saling mengasihi di dalamnya) 🙏