Kamis, 4 Januari 2018 - Renungan Malam
ALLAH SUMBER HIDUP
“ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah…†(ay.7)
MINGGU EPIFANIA
KAMIS, 4 JANUARI 2018
RENUNGAN MALAM
Pemberian hidup kepada manusia dilukiskan sebagai akibat dari tindakan Allah yang khusus, berbeda dengan penciptaan makhluk hidup lainnya. Allah secara khusus memberikan hidup dan nafas kepada manusia pertama, yang menunjukkan bahwa hidup manusia lebih tinggi dan berhakikat lain daripada ciptaan lain dan bahwa ada hubungan unik antara hidup ilahi dengan hidup manusia (Kejadian 1:26-27). Allah merupakan sumber pokok dari hidup umat manusia. Manusia menjadi makhluk yang hidup berkat hembusan nafas yang menghidupkan (atau juga berkat roh, Ibraninya ruah, Kejadian 6:17). Dalam bahasa Ibrani “makhluk yang hidup” itu disebut nefesy.
Kemudian Allah memberkati bumi. Bumi tidak menghasilkan buah dengan sendirinya atau melalui kemampuan pembawaannya sendiri, melainkan semata-mata melalui kuasa Allah yang tak terbatas yang membentuk setiap tanaman dan semak. Hujan juga merupakan pemberian Allah. Hujan tidak turun sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi. Walaupun ketika itu belum ada hujan, Allah menciptakan kabut yang setara dengan hujan, dan dengan kabut itu Ia membasahi seluruh permukaan bumi.
Allah menjadikan segala sesutu baik untuk kita dan ciptaan yang lain. Kasih dan pemeliharaan-Nya membuat manusia hidup dan berkarya. Waktu terus berjalan, setelah pagi datang malam. Waktupun terbatas selama masih ada nafas hidup. Oleh karena itu muliakan Tuhan melalui hidup ini, jangan sia-siakan waktu anugerah Tuhan. Jangan tinggalkan Allah. Meninggalkan Allah berarti melepaskan diri dari sumber hidup. Kita yang sudah ditebus oleh darah Yesus dan menjadi milik Allah lagi, harus menjalankan hidup dengan memberikan kesaksian pada dunia ini bahwa kita adalah milik Allah. 🙏