GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 23 Januari 2018 - Renungan Pagi
TIDAK MALU SELAMANYA

Sedangkan Israel diselamatkan oleh TUHAN dengan kaselamatan yang salama-lamanya; (ay.17a).

Yesaya 45 : 14-17
MINGGU III SESUDAH EPIFANIA
SELASA, 23 JANUARI 2018
RENUNGAN PAGI
GB.40 : 1-Berdoa


Rasa malu adalah sesuatu yang inheren dalam diri manusia. Perasaan itu dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk karena melakukan kesalahan, pelanggaran dan dosa. Ribuan tahun yang lalu Israel pemah merasa sangat malu. Mereka dihukum oleh Allah melalui tangan bangsa Babilonia, karena dosa ketidakadilan dan penyembahan berhala. Seiring dengan hukuman Allah itu, Israel kehilangan muka di hadapan bangsa-bangsa. Mereka tidak bisa lagi membanggakan negeri Kanaan  sebagai tanah perjanjian yang diberkati Tuhan, sebab mereka terbuang daripadanya. Mereka juga tidak lagi memiliki kehormatan, sebab kini mereka bukanlah orang-orang merdeka melainkan para tawanan atau orang-orang buangan. Siapakah yang dapat memullhkan keadaan Israel? Tidak ada, kecuali Allah!

Itulah sebabnya, melalui Nabi Yesaya, Allah berfirm an bahwa Ia akan menghapus aib dan rasa malu Israel. Rasa malu yang disebabkan karena kemiskinan akan diakhirl dengan kesejahteraan (ayat 14a). Demikian pula rasa malu yang disebabkan karena hilangnya kehormatan akan diganti dengan kekaguman dari bangsa-bangsa sekitar (ayat 14e). Pengalaman Israel tentang rasa malu ini bukan tidak mungkin pernah menjadi pengalaman kita. Rasa malu membuat kita putus asa dan tidak mampu bangkit dari keterpurukan. Akan tetapi firman Tuhan melalui Nabi Yesaya ini menghibur kita! Tidak selamanya Tuhan membiarkan kita menanggung rasa malu. Sebaliknya, Ia sendiri berkenan mengampuni, memulihkan dan memberkati kita. Semua itu Allah lakukan supaya kita dapat kembali melayani dan bersaksi tentang kebaikan-Nya.

Bagaimana mensyukuri kebaikan Tuhan itu? Tidak ada cara lain, kecuali berkomitmen untuk hidup  dalam kebenaran, ketaatan, kejujuran, kesetiaan, dsb. Maka rasa malu itu tidak akan pernah lagi kita alami untuk selama-lamanya. Bersediakan kita melakukannya hari ini?

GB 40 : 2
D0a : (Sembuhkanlah aku, ya Tuhan, dari rasa malu, dan perlengkapilah aku untuk kembali hidup seturut kehendak-Mu). 🙏

Kembali