GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Rabu, 24 Januari 2018 - Renungan Malam
BERPALING KEPADA ALLAH

“Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, …” (ay.22)

Yesaya 45 : 22-25
MINGGU III SESUDAH EPIFANIA
RABU, 24 JANUARI 2018
RENUNGAN MALAM



Dalam bacaan Alkitab pagi tadi, kita telah diingatkan bahwa hanya Allahlah satu-satunya yang patut disembah dan daripada-Nya-lah kita memperoleh keadilan dan keselamatan. Menutup hari ini, kita diajak untuk berpaling kepada Allah. Menurut KBBI, kata berpaling artinya ‘menoleh, beralih atau bertukar’. Jadi, berpaling kepada Allah berarti menukar pandangan kita: yang semula memandang kepada dunia dan berhala-berhalanya, kini memandang kepada Allah, Pemilik segalanya. Sikap berpaling itu dilakukan bukan karena kebetulan, melainkan dengan sadar dan sengaja. Bukan pula karena terpaksa, melainkan karena kita mengsihi-Nya. Menurut Nabi Yesaya, sikap berpaling kepada Allah mesti diikuti dengan sikap bertekuk lutut di hadapan-Nya (ayat 23d) dan mengaku bahwa keadilan dan kekuatan hanya ada di dalam-Nya (ayat 24).

Bertekuk lutut di sini merujuk pada sikap batin yang rendah hati karena kita menyadari baik kedudukan maupun keterbatasan kita sebagai manusia. Sedangkan sikap mengakui kemahakuasaan Allah berarti mengakui peran-Nya yang signifikan sebagai Pemimpin kehidupan kita. Dengan kata lain, berpaling kepada Allah berarti menjadikan Dia sebagai satu-satunya TUHAN, bahkan yang terutama di sepanjang perjalanan hidup kita. Dengan begitu kita tidak akan berlaku curang di dalam hati maupun tindakan. Sebaliknya, kita mengandalkan Dia dalam setiap rencana dan cita-cita kita. Kita menantikan kebaikan-Nya dengan sabar di dalam doa-doa kita. Kita setia melakukan karya dan pelayanan bagi-Nya dalam pengharapan bahwa Dia-lah yang memampukan dan menyempurnakannya. Bahkan kita tetap percaya kepada-Nya meski di tengah pergumulan, ancaman dan bahaya. Menurut kesaksian Nabi Yesaya, jika kita melakukannya, maka sama seperti Israel, kita juga akan nyata benar dan bermegah di dalam Tuhan (ayat 25).

Mari berpaling kepada Allah. Dia tidak akan mengecewakan kita! Selamat beristirahat, Tuhan menjaga kita. 🙏

Kembali