GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 30 Januari 2018 - Renungan Malam
MENJADI PELAKU FIRMAN

“Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.” (ayat 13)

Roma 2:12-16
Minggu IV Sesudah Epifania
Selasa, 30 Januari 2018
Renungan Malam


Kata “mendengar” dan “melakukan” tentu terbeda. Mendengar memiliki kesan pasif atau diam, sedangkan melakukan berarti bergerak aktif mewujudkan atau menyatakan sesuatu. Tuhan Yesus menghendaki, gunakan hati nurani atau kata hati (ayat 15-16) untuk mewujudkan ketaatan dan kesetiaan. Hukum Taurat adalah alat dengan cara apa kita mewujudkan ketaatan dan kesetiaan kita kepada Tuhan. Itu sebabnya tidak cukup orang membaca atau mendengar isi hukum Taurat, tetapi juga melakukannya dalam perilaku sehari-hari. Ingat juga pernyataan firman Tuhan, “Hendaklah kamu jadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja” (Yakobus 1:22).

Dalam pengajaran Yesus di kitab Matius 5:17-48, Yesus mengajar dengan banyak contoh bagaimana orang percaya melakukan atau memberlakukan hukum Taurat. Seperti perkataan Yesus, “ Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga” (Mat. 5:19). Maknanya adalah, jika Taurat dipahami sebagai tuntunan atau pedoman hidup, maka Taurat membentuk sikap atau perilaku yang baik, benar dan kudus serta taat dan setia serta dengar-dengaran. Itu berarti membaca dan merenungkan firman Tuhan atau mendengarkan khotbah dalam ibadah, bukanlah sekadar rutinitas karena tuntutan agama, tetapi membentuk sikap rohani yang benar sebagaimana pernyataan Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 5:20). Mendengar suara Tuhan dengan kata hati menuntun kita pada perilaku/sikap yang benar. Kritik Yesus kepada ahli Taurat dan kaum Farisi, hendaknya diingat oleh kita agar tidak memiliki sikap yang sama.

Percayalah kepada-Nya, wujudkan kehendak-Nya dan Dia memberkati kita. 🙏

Kembali