Kamis, 8 Februari 2018 - Renungan Pagi

MINGGU V SESUDAH EPIFANIA
KAMIS, 8 FEBRUARI 2018
RENUNGAN PAGI

Hizkia sakit dan hampir mati. Tuhan mengutus nabi Yesaya kepada raja dengan pesan, supaya mengurus warisannya, sebab ia akan segera mati. Dalam keadaan seperti itu ia berseru kepada Tuhan untuk memohon pertolongan. Raja memang menghadapi banyak masalah, antara lain ialah: ia ditetapkan oleh Tuhan akan segera mati karena penyakitnya itu, negara sedang diancam oleh tentara Asyur, proses pembaharuan yang dilakukannya sudah mulai nampak hasilnya, dan ia sendiri belum mempunyai anak (anaknya, Manasye, baru berusia 12 tahun saat dilantik menjadi raja, jadi dia belum lahir ketika Hizkia sakit). Tuhan mendengar doa Hizkia dan melihat air matanya. Lewat nabi Yesaya, Tuhan berfirman bahwa, Ia akan menyembuhkan Hizkia dan akan memperpanjang hidupnya 15 tahun lagi. Tuhan juga akan melepaskan dia dan kota Yerusalem dari tangan raja Asyur.

Pesan apa yang mau disampaikan kepada kita lewat kisah penyakit raja Hizkia ini? Di satu sisi dikatakan bahwa Tuhan-lah yang menentukan kematian seseorang. Oleh sebab itu, setiap orang yang hidup sudah ditentukan akan mati. Setiap orang hendaknya mempersiapkan dirinya menuju ajalnya masing-masing. Namun di lain sisi juga dikatakan, bahwa Tuhan juga dapat mengubah ketentuan-Nya tentang kematian seseorang. Contohnya ialah kasus Hizkia: mulanya dikatakan bahwa dia akan segera mati, lalu kemudian dikatakan bahwa Tuhan akan memperpanjang hidupnya 15 tahun lagi. Tuhan dapat mengubah rancangan-Nya (ingat juga kisah Yunus). Tuhan menunda kematian Hizkia, karena mendengar doanya. Doa yang sungguh-sungguh besar kuasanya! Berdoalah dan tetaplah bekerja! Bekerjalah dan tetaplah berdoa! 🙏