Minggu, 11 Februari 2018 - Renungan Pagi
ALLAH YANG KREATIF MENJUMPAI MANUSIA YANG PUTUS ASA
“Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa†(ayat 12)
Minggu VI Sesudah Epifania
Minggu, 11 Februari 2018
Renungan Pagi
Tuhan adalah Allah yang Mahakuasa. Kekuasaan-Nya membuat Ia bisa hadir dalam perbagai cara, termasuk ketika kesunyian terjadi. Dan itulah yang dialami Elia ketika ia diancam oleh Izebel. Setelah mengalami kemenangan melawan nabi-nabi Baal, dan berharap agar kemenangan itu membuat Israel bertobat, kini Elia harus berhadapan dengan situasi yang sulit. Raja Ahab dan umat Israel masih tetap mengeraskan hatinya. Ahab melaporkan peristiwa kekalahan nabi-nabi Baal di gunung Karmel kepada ratu Izebel. Mendengar hal itu Izebel menjaid murka. Ia berusaha untuk membunuh Elia.
Elia yang sedang putus asa pernah berdoa minta mati kepada Tuhan, namun Tuhan tidak menjawab doa itu. Ia tidak menginginkan Elia binasa. Dan karena itu, Tuhan menampakkan diri kepada Elia. Menariknya, teofani itu tidak terjadi seperti biasanya. Tuhan tidak hadir dengan cara yang spektakuler, seperti lewat angin yang besar, gempa atau api sekalipun. Ia justru hadir dengan cara yang tidak spektakuler, lewat angin sepoi-sepoi. Ia datang di tengah-tengah kesunyian. Apa yang tidak biasanya dialami oleh umat, sekarang dinyatakan Allah lewat seorang nabi yang sedang kalut.
Tuhan bisa memakai apa saja untuk menjumpai manusia. Kehadiran-Nya tidak bisa kita batasi hanya dalam satu cara. Ia hadir dengan beragam cara. Lewat badai, gempa dan api. Demikianpun kesunyian. Kisah Elia yang mengalami teofani mengajak kita untuk tidak mengkungkung Allah dengan cara-cara yang spektakuler. Allah adalah Tuhan yang kreatif. Kreatifitas-Nya membuat Ia selalu hadir dalam beragam cara menjumpai kita yang bergumul dan berjuang. Yang kita butuhkan adalah kepekaan untuk menyadari kehadiran Tuhan itu. Karena itu, bukalah telinga, hati dan pikiran kita untuk peka terhadap sapaan-Nya. 🙏