GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 13 Februari 2018 - Renungan Pagi
PENDIDIKAN DAN KEMAJUAN BANGSA

“Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku” (ayat 1)

Mazmur 78:1-4
Minggu VI Sesudah Epifania
Selasa, 13 Februari 2018
Renungan Pagi


Dalam dunia Perguruan Tinggi ada tiga pilar dasar pola pikir yang wajib dimiliki oleh mahasiswa sebagai kaum intelektual (cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan). Tiga pilar dasar itu disebut Tri Dharma perguruan tinggi yang terdiri dari 1. Pendidikan dan pengajaran; 2. Penelitian dan Pengembangan; 3. Pengabdian pada masyarakat. Lewat pendidikan dan pengajaran, mahasiswa dilengkapi untuk memiliki dasar berpikir yang benar dalam memutuskan berbagai hal di dunia kampus maupun setelah lulus. Kualitas pendidikan sangat menentukan kemajuan suatu bangsa.

Peran pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa juga menjadi perhatian bangsa Israel. Bacaan kita tentang nyanyian Azaf mengajak generasi muda bangsa untuk belajar dari pengalaman generasi sebelumnya. Peralihan kata ganti orang pertama tunggal ke jamak (aku ke kamu) pada ayat ke-2 dan ke-3 menunjukkan tanggung jawab pribadi sekaligus tanggung jawab bersama dalam mendidik dan mengajar generasi penerus.

Menurut pemazmur, proses belajar akan terlaksana ketika ada kesungguhan upaya, baik dari pihak pengajar maupun yang diajar. “Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala”. Kata seruan pasanglah dan sendengkanlah merupakan ajakan kepada orang yang dididik untuk memperhatikan ajaran yang mau disampaikan. Kata-kata kerja membuka, mengatakan, mengucapkan yang diawali dengan kata mau menunjuk pada upaya sang pendidik untuk memberikan pengajaran. Selama ini, sudahkah kita bersungguh-sungguh untuk mengajar dan diajar?

Teka-teki (hal yang sulit dipecahkan yang memerlukan kecerdikan untuk memahaminya) dan amsal (kumpulan ucapan ringkas yang mendidik) adalah metode pemazmur dalam menyampaikan pendidikan dan pengajarannya. Metode seperti apakah yang kita gunakan untuk mengajar anak-anak kita, agar mereka menjadi generasi bangsa yang berkualitas? 🙏

Kembali