Rabu, 21 Maret 2018 - Renungan Pagi
INGATLAH KEBAIKAN-NYA
"Aku hendak mengingatkan perbuatan-perbuatan Tuan, ya aku hendak mengingatkan keajaiban-keajaiban-Mu dari purbakala" (ayat 12)
RABU, 21 MARET 2018
RENUNGAN PAGI
Mengingat kembali kebaikan Tuhan dalam hidup ini merupakan sikap hidup beriman yang benar. Namun, sejauh mana kita sudah melakukan itu dalamseluruh hidup di tengah berbagai kesibukan dengan masalah-masalah dan pergumulan-pergumulannya? Bukankah mengingat segala kebaikan Tuhan hanya dilakukan saat mengalami kesukacitaan, keberhasilan, pada hari-hari yang menggembirakan? Pemazmur mengungkapkan bahwa umat-Nya pada waktu itu mengalami kesesakan dan penderitaan hidup yang berat. Oleh sebab itu, kataku": "Inilah yang menikam hatiku, bahwa tangan kanan Yang Mahatinggi berubah". Kapan saja kelemahan itu bekerja di dalam diri kita, kita harus menekannya sedemikian rupa, sehingga ia tidak berkembang, dan janganlah kita biarkan roh jahat berbicara. Kita harus melawan dan mengalahkan semua gejolak ketidak-percayaan seperti yang dibuat oleh sang pemazmur di sini.
Janganlah kita membuka pintu terhadap segala pemikiran yang melemahkan kita. Jika ketakutan dan kesedihan terungkap melalui pertanyaan yang penuh keluh kesah seperti ini, biarlah iman menjawabnya dari Kitab Suci, "Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala" (ay.12). Berada dalam penderitaan dan masalah adalah kesempatan untuk merenungkan pertolongan-Nya di masa lampau. Tatkala kita menuruni jurang derita, ingatlah kedalaman keterlibatan Allah dalam Yesus Kristus. Jadikan derita-Nya dasar keteguhan iman kita bahwa di balik semua keraguan tetap ada harapan; sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Kebaikan Tuhan senantiasa tetap berlangsung dalam sejarah. Semua kebaikan-Nya dalam bentuk penyertaan-Nya, berkat-berkat-Nya, kemenangan atas bangsa-bangsa, jalan-Nya yang kudus dan adil, bahkan penebusan-Nya dari kuasa dosa dan maut, merupakan anugerah yang luar biasa (ay. 12-16). Nah, semua kebaikan Tuhan yang telah dilakukan pada masa lampau dipakai oleh pemazmur sebagai kaca mata untuk melihat kesusahan umat-Nya. Hasilnya, dia dan umat-Nya diberi kekuatan iman dan pengharapan yang kokoh menghadapi berbagai tantangan danpergumulan-pergumulannya.
Marilah kita selalu berkomitmen mengingat perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib. Mengingat di sini dalam arti luas dan dalam yaitu menghayati firman-Nya, melakukan, dan menjadikannya kekuatan yang menopang perjalanan hidup. 🙏