GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Kamis, 22 Maret 2018 - Renungan Pagi
INGKAR JANJI

“Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya” (ayat 37)

Mazmur 78 : 32-38
MINGGU II PRA PASKAH
KAMIS, 22 MARET 2018
RENUNGAN PAGI


Pasangan yang setia adalah mereka yang “berkomitmen dan berintegritas” memelihara kesinambungan janji. Janji yang diikatkan tidak akan lekang oleh waktu, godaan, kesenangan semu, dan kecemburuan. Berulangkali Allah di dalam Alkitab mengindikasikan diri sebagai kekasih dan mempelai Israel serta menjadikan Israel taman anggur Allah dan kesayangan-Nya (Yes. 5:1-7; Maz.80:7; Mat.21:33-46). Ungkapan klasik ini kita jumpai tatkala kita belajar dari sejarah kelam umat Israel di tanah perbudakan hingga ziarah memasuki tanah perjanjian.

Kekasih Tuhan sekalian, Pemazmur menggambarkan keintiman dan cinta Tuhan kepada umat melampaui segala kemurtadan dan pembangkangan umat. Jika Allah berkehendak melupakan janji-Nya, kita bisa menebak bahwa selesai sudah kisah perjanjian cinta itu. Namun, Ia adalah penyayang dan pengampun (ay. 38). Diibaratkan pasangan muda-mudi yang memadu kasih, maka Allah senatiasa memberi kesempatan bagi “kekasih-Nya yang menodai janji cinta” suci itu. Ternyata, Allah menahan murka-Nya, sebab begitu besar kasih Allah (bnd. Maz. 103:8-14; Yoh. 3:16).

Allah kita adalah Allah perjanjian yang setia pada janji-Nya. Ia tidak pernah melupakan janji-Nya; Ia terus mengingat-Nya, bahkan selalu membaharui-Nya. Sebagai orang Kristen, tindakan keteguhan Allah pada janji-Nya sudah selayaknya diberitakan dan diaplikasikan dalam hidup sehari-hari. Janji-janji kita pada sahabat, rekan, orang tua, guru, bahkan kepada Allah melalui doa dan penyesalan yang sungguh dengan teguh mesti dilakukan, bukan disangkali.

Dari firman ini, kita diajar satu hal bahwa mengingkari janji suci kita entah pada pasangan hidup, sesama dan juga terhadap Allah, tidak lain adalah penyangkalan dan pengkhianatan. Mari menjalani hidup karunia Tuhan hari ini dengan kesetiaan pada janji penyertaan-Nya agar kita tidak hidup dalam pengkhianatan akan kesetiaan-Nya. 🙏

Kembali