GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 27 Maret 2018 - Renungan Malam
AKIBAT KEDEGILAN, YA GAGAL PAHAM

"Sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil!" (ayat 52)

Markus 6 : 51-52
SELASA, 27 MARET 2018
RENUNGAN MALAM


Orang bukan bisa belajar dari apa pun.  Tidak saja dari hal positif, tetapi bahkan dari hal negatif.  Berbeda dengan orang-orang yang dikatakan degil.  Mereka adalah orang-orang yang bandel.  Hatinya sudah begitu mengeras sedemikian rupa sehingga sulit menerima masukan serta tidak mau belajar dari setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.  Di sinilah kita perlu belajar bagaimana sikap Yesus yang berbeda dengan murid-murid-Nya.

Penulis Markus melaporkan bagaimana Yesus peka terhadap berbagai keadaan di sekitarnya, termasuk mereka yang kekurangan makanan.  Timbullah belas kasihan Yesus dengan memberi makan 5.000 orang.  Demikian pula saat murid-murid dalam bahaya dan ketakutan yang hebat, Yesus hadir dan peduli bukan hanya memenuhi kebutuhan secara fisik tapi juga rohani.  Tuhan Yesus mengasihi kita dan kasih-Nya begitu besar.  Kebutuhan fisik dan rohani kita dicukupkan dan Dia berkata, "Inilah Aku, jangan takut!."  Namun kepedulian Yesus berbanding terbalik dengan para murid yang gagal paham.  Hati mereka tetap "degil" atau "tidak peka" dalam terjemahan barunya (ayat 52).  Kata "degil" berasal dari bahasa Yunani: poroo, artinya "tertutupi oleh sesuatu yang tebal, mengeras, tak kunjung paham".  Ya, hati para murid tetap degil walau baru mengalami peristiwa hebat.

Seperti halnya para murid, kita pun sering sulit memahami dan kurang peka terhadap karya Tuhan dalam kehidupan ini.  Hati kita tetap degil, keras, kaku, bebal.  Di sini kita dapat dikatakan gagal paham.  Oleh ketidakpekaan dan ketidakmampuan belajar dari setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup.  Karena itu buka hati dan pikiran kita supaya Roh Kudus bekerja agar senantiasa hidup dengan rasa syukur dan kagum tiada henti atas kebaikan-Nya dalam hidup kita.  Hati yang penuh kagum, hormat dan syukur kepada Allah akan memberi energi dan semangat bagi kita. 🙏

Kembali