GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Kamis, 29 Maret 2018 - Renungan Malam
YANG LUAR BIASA ITU TETAP MENGASIHI

"Salah seorang dari mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya" (ayat 47)

Markus 14 : 47-51
KAMIS, 29 MARET 2018
RENUNGAN MALAM


Membalas kebaikan dengan kebaikan itu biasa, tapi membalas kebencian dengan kasih sayang itu baru luar biasa.  Artinya yang luar biasa itu adalah, ketika kita telah berbuat baik kepada seseorang, orang itu berkhianat dan membalas kebaikan dengan perbuatan jahat. Nah, semakin tidak biasa lagi adalah, sekalipun kita dikhianati dan diperlakukan tidak adil, tetapi kita tetap mau menunjukkan kasih Allah kepada orang itu.

Sakit dan pedih yang dialami oleh Yesus tidak hanya sebatas sikap Yudas yang tega mengkhianati-Nya.  Selanjutnya yang cukup menyakitkan pula adalah pada saat Yesus ditangkap, murid-murid-Nya pun melarikan diri dan meninggalkan Dia (ay. 50).  Tindakan para murid ini tidak sesuai dengan janji yang pernah mereka ucapkan untuk setia kepada-Nya.   Juga saat ditangkap Yesus mengecam mereka karena diperlakukan seperti penjahat atau pelaku kriminal.  Semua disikapi Yesus dengan baik dan tenang.  Memang saat Yesus ditangkap ada reaksi dan perlawanan yang ditunjukkan oleh salah seorang murid dengan memotong telinga seorang hamba imam kepala.  Namun Yesus sendiri tidak setuju dengan tindakan murid-Nya itu.  Yesus dengan penuh kasih menyembuhkan musuh-Nya.

Cinta sejati Yesus yang rela mengorbankan diri ternyata tidak selalu disyukuri umat dengan sungguh-sungguh mencintai-Nya.  Apakah kita sungguh-sungguh mencintai Tuhan, ataukah mencintai diri sendiri?  Di tengah-tengah berbagai kesulitan dan ancaman, apakah cinta kepada Tuhan adalah cinta sejati ataukah cinta palsu?  Dalam kesulitan hidup, mampukah kita berbuat baik kepada orang lain?  Bersediakah kita mengasihi orang yang menganiaya kita?

Mungkin hal itu tidak mudah.  Tetapi Yesus meminta kita untuk mengasihi musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita.  Ia bukan sekedar memberi perintah, tetapi juga teladan. 🙏

Kembali