Selasa, 17 April 2018 - Renungan Pagi
SUNNAT SEBAGAI TANDA PERJANJIAN
"Buatlah pisau dari batu dan sunatlah.." (ay.2)
HARI MINGGU II SESUDAH PASKAH
SELASA, 17 APRIL 2018
RENUNGAN PAGI
GB 89:1 - Berdoa
Sunat diperintahkan oleh Tuhan kepada Abraham (Kej. 17. 14). Sehingga menjadi tanda perjanjian antara Allah dengr, Abraham dan keturunannya. Dengan kata lain, sunat berarti tanda milik Allah. Setiap anak laki-laki yang berumur 8 hari harus disunat oleh ayahnya. Yesus menjalani peristiwa yang sama (Lukas 2:21- 24). Rombongan pertama umat Israel yang keluar dari Mesir telah disunat, namun telah mati di padang gurun. Tetapi anak-anak mereka yang lahir di padang gurun belurn disunat. Karena itu Yosua diperintahkan untuk menyunat mereka sebelum memasuki Kanaan. Yosua menyunat dengan pisau batu, sesuai keadaan saat itu.
Sunat tidak hanya berarti tanda perjanjian, tetapi juga bukti pemilihan Allah terhadap keturunan Abraham secara Iahiriah. Dengan tanda sunat itulah mereka dipanggii untuk melaksanakan berbagai tugas di dalam persekutuan. Dalam hubungan dengan Yosua, sunat dilakukan sebagai persiapan memasuki Kanaan untuk mewujudkan pemerintahan Allah di bawah pimpinan Yosua dan para hakim yang akan ditunjuk Tuhan. Kita sebagai warga gereja aliran Reformasi, tidak lagi disunat, tetapi diganti dengan baptisan. Yesus memang disunat tetapi juga dibaptis, bukan karena bertobat tetapi tanda anugerah. Sehingga kita dibaptis sebagai pengganti sunat. Baptisan adalah tanda milik Allah, sesuai Firman: "Engkaulah Anakku yang Kukasihi" (Mark 1:11). Begitulah setiap kita yang dibaptis, dimeteraikan menjadi anak Allah. bagai anak Allah, kita harus menampilkan sifat Allah yang penuh kasih, kebenaran, keadilan dan damai.
GB 89 : 2
Doa : (Ya Kristus Tuhan kami. Bimbinglah agar kami menjadi anak-anakMu yang menampilkan kasihMu, di dalam hidup kami). 🙏