GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Kamis, 7 Juni 2018 - Renungan Pagi
LOYALITAS KEPADA ALLAH

"Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (ay.3b)

Ayub 2:1-8
MINGGU I SES.PENTAKOSTA
KAMIS, 7 JUNI 2018
RENUNGAN PAGI
KJ.446 : 1 - Berdoa


Eka Darmaputera dalam bukunya "Jika Aku Lemah, maka Aku Kuat" mengatakan bahwa "Orang semacam Ayub hanya pantas mendapatkan pahala, bukan bencana". Bagaimana tidak, Ayub digambarkan sebagai seseorang yang "ideal" dan berkenan di hadapan Allah. Akan tetapi, apa yang Ayub dapatkan? Penderitaan! Dalam sekejap kekayaan Ayub habis, anak-anaknya lenyap, hingga penyakit kulit yang menyiksa dari ujung kaki hingga kepala. Kita bertanya, "Apa maksud dari semua ini?"

Pembacaan hari ini ingin menegaskan perbedaan pendapat antara iblis dan Allah. Dalam pandangan iblis, kasih dan ketaatan manusia kepada Allah itu terkondisi dan bersyarat bukan dari hati yang paling murni. Jika Allah mencabut segala harta dan kemudah-an dari manusia maka ia akan berbalik melawan Allah. Sebaliknya, Allah ingin membuktikan bahwa ketaatan dan kesetiaan manusia bukan terkondisikan tetapi merupakan pilihan bebas manusia untuk tetap loyal kepada Allah. Loyalitas itu dibuktikan oleh Ayub untuk memiilih tetap setia kepada Allah walaupun dalam penderitaan yang ekstrem. Kehilangan harta dan keluarga tidak membuat Ayub ber-balik melawan Allah tetapi tetap memilih setia dan taat kepada-Nya.

Pertanyaannya, bagaimana dengan kita? Apakah kita tetap menunjukan loyalitas kepada Allah walaupun penderitaan yang berat menimpa kita? Jika Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, bisakah kita tetap mencintai-Nya? Ataukah selama ini, kita mencintai-Nya hanya karena Dia selalu memberikan apa yang kita minta? Melalui pembacaan ini, hendaknya kesetiaan dan ketaatan kita kepada Allah tidak boleh kita gantungkan kepada "Apakah Dia memberikan apa yang kita inginkan atau tidak". Marilah kita menyembah dan memuliakan Tuhan bukan terutama karena pemberian-Nya, melainkan semata-mata Dia adalah Dia, Allah yang patut disembah dan dimuliakan.

KJ.446 : 3,4
Doa : (Tuhan, berikanlah kami kekuatan untuk menjalani segala penderitaan yang kami alami. Berikanlah kami hati yang teguh dan setia dalam menghadapi segala penderitaan di tengah hidup kami)
🙏

Kembali