GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Kamis, 12 Juli 2018 - Renungan Pagi
KONFLIK DALAM PELAYANAN

Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan hagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah. melainkan apa yang dipikirkan manusia." {ay.23)

Matius 16 : 21-23
MINGGU VI SES. PENTAKOSTA
KAMIS, 12 JULI 2018
RENUNGAN PAGI
GB.158 : 1-Berdoa


Mari kiia jujur mengakui, bahwa konflik dalam jemaat sering muncul, Karena perbedaan pendapat di kalangan presbiter. Banyak perselisihan dan perseteruan yang terjadi, dikarenakan tiap presbiter sallng menonjolkan gagasan pelayanan, tanpa mendengar pendapat yang lain. Keadaan ini telah terjadi pada masa murid-murid.

Yesus memlliki gagasan sendiri tentang pelayanan yang sedang dilakukan-Nya. Buah pikirannya berbeda dari yang dipikirkan mereka. Petrus berpiklr, bahwa Yesus memillki kekuatan kuasa yang dahsyat. Ia adalah Mesiah, utusan Allah, yang akan menjadi Raja Israel; sebab itu, Yesus tldak  boleh menderita. Tuhan, Allah Israel, akan membuat Yesus menjadi penguasa umat-Nya. Pada saat itu, sebagai pengikut Yesus, Petrus berharap akan menduduki posisi cukup strategis. Petrus tidak memahami pikiran Gurunya.

Sama seperti Yudas dan orang Israel umumnya, rnereka berpikir tentang Mesiah sebagai penguasa politis. Sementara Yesus tidak demikian. Ia menyadari akan ancaman yang membahayakan hidup-Nya, karena melakukan kehandak Bapa-Nya. Itulah alasan Yesus membentak Petrus, karena reaksinya terhadap pandangan pribadi Yesus.

Kasus ini sering muncul dalam kebersamaan presbiter ketika membahas masalah pelayanan. Masing-masing menonjolkan pendapatnya, dan tidak mau mangalah. Ujung-ujungnya timbul kericuhan, bukan saja dikalangan pelayan melainkan juga rnerambat sampai seluruh warga jemaat. Akibatnya terciptalah kerusuhan yang rneretakkan kehidupan berjemaat. Dalam kasus ini kita perlu menyoroti latar belakang pemahaman Yesus tentang pelayanan-Nya. Bagi Yesus, Ia akan membangun persekutuan baru.

Tidak sama dengan penguasa duniawi. Ia punya keinginan untuk membangun persekutuan darnai sejahtera berbasis kasih sayang. Dan, tugas itu akan membuat hidupnya terancam kematian. Ia sadar, bahwa pasti dirinya dikorbankan; akan tetapi Yesus tabah menerlma keadaan itu, jika dikehendaki Allah Bapa-Nya. Ia ticlak memberontak, tetapi setia mengasihi sesama dan taat rnemberlakukan tugas ilahi. Cerita ini perlu dikaji secara mendalam untuk mengevaluasi sikap arogansl dalam pelayanan bersama, agar pelayanan Kristen dapat rnenghadirkan damai sejahtera bagi semua orang.

GB.158:3
Doa : (Bapa, kiranya pelayanan kami dapat menghadirkan damai sejahtera-Mu) 🙏

Kembali