Rabu, 25 Juli 2018 - Renungan Pagi

MINGGU VIII SES. PENTAKOSTA
RABU, 25 JULI 2018
RENUNGAN PAGI
KJ. 114a : 3-Berdoa

Pada dasarnya manusia itu tidak suka pada kegelapan (makna sesungguhnya), manusia lebih menyukai yang terang. Karena ketika di malam hari kemudlan mati listrik, kita disibukkan untuk mencari benda~benda penerang. Apalagi kalau sudah terjadwal setiap hari ada waktu untuk mati listrik khususnya di malam hari, pasti kita ngomel kepada PLN. Tapi hal itu sudah terbiasa bagi kami yang tinggal di tepian sungai Kayan, mati listrik di malam hari bukanlah hal baru, apalagi kaiau listriknya tidak bisa nonstop 24 jam. Sangat mengherankan bagi saya yang mana daerah Kalimatan ini adalah saiah satu daerah pemasok batu bara, tapi mengapa iistrik sering mati. Listrik boleh mati, keadaan sekitar boleh gelap, tapi hidup inl harus terang terus. Karena terang itu telah bercahaya, terang itu telah rnenjadi manusia dan tinggal antara manusia, siapa dia? Yesus Kristus yang adalah Sang Terang.

Kedatangan-Nya telah membawa terang itu kepada manusia yang percaya kepada-Nya, sehingga ketika terang itu telah kita terima, biarlah terang itu berkobar terus hingga menerangi bahkan mengalahkan kegeiapan dunia ini. Nasihat rasul Paulus di ay. 11 "Janganlah turut mangambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa~apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.  Perbuatan-perbuatan kegelapan tidak akan pernah berbuahkan apa-apa, yang ada adalah kebinasaan. Tetapi dengan terang yang ada pada diri kita, marilah kita gunakan untuk menelanjangi kegelapan itu. Dengan terang yang sudah kita terima, mari kita gunakan selalu untuk menerangi langkah juang kehidupan ini yang terkadang kita meiewati kegelapan, agar kita tidak tersandung danjatuh. Jagalah selalu terang itu untuk terus bercahaya, Karena sekali terang,  terang terus

KJ.323 : 1
Doa : (Biarlah terang-Mu menyinari langkah juang daiam hidup kami di hari ini) 🙏