Selasa, 21 Agustus 2018 - Renungan Pagi
BIJAK MENGGUNAKAN LIDAH
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati! (ay. 4)
MINGGU XII SES. PENTAKOSTA
SELASA, 21 AGUSTUS 2018
RENUNGAN PAGI
KJ.467 : 1-Berdoa
Relasi dengan orang lain merupakan sumber yang bisa membuat orang merasa stress. Tidak sedikit orang berkata bahwa hidupnya tidak bahagia karena relasi yang tidak baik dengan pasangan, sanak saudara, tetangga, rekan sekerja dan sahabat. Keretakan relasi seperti itu sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dibangun. Setiap perkataan bisa memunculkan beragam rasa. Ada yang menghasilkan damai sejahtera, tetapi ada juga yang justru menyudutkan dan membuat orang lain patah semangat.
Dalam membangun hubungan dengan orang lain, tak jarang kita kurang selektif memilih kata-kata. Tanpa sadar, kita mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati sesama. Hanya karena ingin bercanda, kita mengungkit masa lalu sahabat yang membuat perasaanya terluka. Hanya karena ingin akrab dengan orang lain, kita menggosipkan sahabat kita yang lain. Hanya karena gengsi untuk mengalah, kita sudutkan suami atau istri kita. Dan yang cukup parah, hanya karena ingin terlihat lebih baik dari orang lain, kita memfitnah.
Selektif memilih kata-kata sangatlah penting. Karena sekalipun maksud kita baik, namun jika kita kurang bijak memilih kata, maksud tersebut menjadi tak sampai. Amsal mengajak kita untuk menggunakan lidah dengan bijaksana. Dari lidahlah, kita bisa membangun sernangat dan harapan. Amsal bertutur: "Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati." Itulah perbedaan lidah bijak dan lidah curang. Lidah yang mengucapkan
kebenaran dan mengusahakan perdamaian bagaikan mata air yang memberi kehidupan, namun lidah curang bagaikan silet yang dapat nnelukai hati.
Mari renungkan: berapa banyak orang yang sudah kita bangun semangatnya lewat perkataan kita? Dan berapa banyak orang yang kehilangan semangat karena perkataan kita? Hari ini Tuhan memberikan kesempatan baru bagi kita untuk berjumpa dengan banyak orang. Dengan siapa pun kita berjumpa, berjuanglah untuk seiektif mernilih kata-kata yang membangun. Berusahalah untuk menjadi pembangun harapan, bukan perusak harapan.
KJ 467 : 2
Doa : (Ya Tuhan, kendalikanlah lidah kami, sehingga kami boleh berbicara dengan kata-kata yang jujur, penuh kelembutan, dan bukan kata-kata yang kasar. Tolong kami supaya kami berusaha menjadi alat pendamai-Mu lewat lidah pemberian Tuhan bagi kami) 🙏