Sabtu, 25 Agustus 2018 - Renungan Malam
SABAR VS MARAH
Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar (ay.4)
MINGGU Xll SES. PENTAKOSTA
SABTU, 25 AGUSTUS 2018
RENUNGAN MALAM
GB.47 : 1-Berdoa
Kalau pergi makan ke sebuah restoran atau tempat makan, ada hal yang ingin dihindari, yaitu menunggu makanan yang terlalu lama. Rasanya baru saja memesan menu makanan yang kita pilih, ingin agar dalam waktu cepat penyaji makanan pun tiba menyajikan makanan yang kita pesan. Itu sebabnya si pembeli suka mengatakan "jangan pakai lama ya" kepada si pelayan tempat makan. Bahkan dalam pengamatan saya, ada yang pulang meninggalkan tempat makan tersebut karena makanan yang tak kunjung datang. Temyata mau makan saja butuh kesabaran yaa..hehehe. Kehidupan selalu diperhadapkan pada hal-hal yang menguji kesabaran. Karena tidak sabar, orang bisa marah tetapi juga karena suka marah, orang jadi tidak sabar. Sabar dan amarah sering berkelit dan memenuhi ruang hati manusia.
Pengkhotbah mencoba merincikan hal-hal apa saja yang bisa terjadi karena kebodohan. Salah satunya soal kemarahan dan kesabaran. Ayat 4 menggambarkan sebuah tindakan yang sebaiknya dipilih jika ada orang yang marah, baiklah memilih untuk sabar dan jangan meninggalkan tempat tersebut. Karena biasa kita lebih memilih pergi meninggalkan yang suka marah-marah karena hal itu tidak menyenangkan bagi kita. Tetapi bagi pengkhotbah kesabaran bisa menjadi air yang memadamkan api amarah, bahkan ia menegaskan bahwa kesabaran bisa mencegah kesalahan-kesalahan yang besar. Dengan tidak pergi, melainkan memilih diam dan sabar justru akan membuat keadaan menjadi lebih baik, kita tidak lari dari masalah tetapi menghadapinya dengan ketenangan. Memilih diam dan sabar di tengah kemarahan orang lain memanglah hal yang tidak mudah, malah kita tertantang untuk ikut-ikutan marah. Namun pilihan sabar itulah yang menggambarkan bahwa kita hidup di dalam hikmat Tuhan, dan tidak turut dalam menghadirkan kebodohan dan hidup yang sia-sia.
GB. 47 : 2
Doa : (Tolonglah kami untuk tidak melakukan kebodohan dengan membalas kemarahan dengan kemarahan, biarlah kami memilih untuk sabar dalam hikmat Tuhan) 🙏