Senin, 3 September 2018 - Renungan Pagi
PENGENALAN KITA AKAN TUHAN TIDAK SEMPURNA
"Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? " (ay.12)
MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA
SENIN, 03 SEPTEMBER 2018
RENUNGAN PAGI
KJ.2 : 1 "Suci, Suci, Suci" – Berdoa
Kembali Habakuk mempertanyakan keadilan Tuhan: "Bukankah Engkau, ya Tuhan dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? ... Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman...". Kalimat ini menjelaskan kepada kita tentang pengenalan Habakuk akan Tuhan. Tuhan yang dikenal Habakuk adalah Tuhan yang Mahakudus, yang tidak dapat memandang kejahatan dan kelaliman. Kejahatan dan kelaliman akan dihentikan-Nya, pelaku kejahatan dan kelaliman akan dihukum dan dibinasakan. Pengenalan akan Tuhan yang Mahakudus itulah yang membawa Habakuk datang mengadukan pergumulannya kepada Tuhan, agar Tuhan segera menghentikan dan membinasakan para pelaku kejahatan dan kelaliman itu. Tetapi apa yang diharapkannya tidak terjadi. Justru yang terjadi adalah kejahatan dan kelaliman semakin merajalela. Bahkan Tuhan sendiri mendatangkan bangsa yang fasik, yang bertindak menurut kehendaknya sendiri, mengail dan menangkap manusia dengan pukatnya. Dan karena kemenangannya bangsa ini selalu menghunus pedangnya dan membunuh bangsa-bangsa dengan tidak kenal belas kasihan. Bangsa ini merasa diri hebat karena tidak ada yang bisa mengalahkannya. Seharusnya Tuhan menghukum bangsa yang lalim ini. Pertanyaan Habakuk adalah mengapa Tuhan memandangi orang-orang yang berbuat hianat itu dan berdiam diri melihat orang fasik menelan orang yang lebih benar. Pertanyaan ini adalah sebuah protes dari Habakuk atas jalan keluar yang dilakukan Tuhan melawan kejahatan dan kelaliman yang terjadi.
Kita juga seperti Habakuk, ketika kita mengalami kejahatan dan ketidakadilan, kita berdoa agar Tuhan menghukum mereka dan menegakkan atau bahkan sama sekali Tuhan tidak menghukum mereka. Lalu kita bertanya mengapa Tuhan tidak menghukum mereka, dan membiarkan kejahatan dan ketidakadilan semakin merajalela. Di sini kita disadarkan bahwa Tuhan memiliki cara sendiri di dalam menunjukkan bahwa pengenalan kita akan Tuhan sangat terbatas, tidak sempurna. Mari belajar terus mengenal Tuhan dan semua pekerjaan-Nya agar kita menerima dengan syukur segala pekerjaan Tuhan menegakkan keadilan dan kebenaran di bumi ini.
KJ.2 : 4 "Suci, Suci, Suci"
Doa : (Pengenalan kami akan Engkau ya Tuhan sangatlah terbatas, karena itu kami mau belajar terus mengenal Engkau di dalam keadilan-Mu ) 🙏