Senin, 3 September 2018 - Renungan Malam
KEKUATAN SENDIRI DIJADIKAN TUHAN
"Itulah sebabnya dipersembahkannya korban untuk pukatnya...." (ay.16)
MINGGU XIV SESUDAH PENTAKOSTA
SENIN, 03 SEPTEMBER 2018
RENUNGAN MALAM
GB.39 : 1 "Ku Diberi Belas Kasihan" – Berdoa
Setiap orang merasa dirinya hebat, kuat, kaya melebihi dari siapapun, biasanya jatuh ke dalam sikap sombong dan merendahkan orang lain. Karena itu, sikap yang ditampilkan adalah merendahkan orang lain, berbuat semena-mena kepada orang lain, tidak peduli dengan harga diri sesamanya.
Bangsa Babel ini adalah bangsa yang kuat, yang menguasai dunia pada zamannya. Ia adalah kekuatan yang muncul sesudah Asyur. Kekuatan pemerintahannya dan kekuatan pasukan perangnya sangat terkenal, membuat bangsa-bangsa takut. Mereka tidak pernah puas dengan wilayah yang mereka miliki dan berusaha memperluasnya. Dengan pasukan perangnya, mereka datang dari satu negeri ke negeri yang lain, menyerbu, membunuh, menjarah, dan kemungkinan besar memperkosa para perempuan dari bangsa taklukan dan menghancurkan kota-kotanya. Bangsa ini semakin kuat, semakin kaya dan semakin luas wilayahnya. Pasukan perangnya selalu menghasilkan kemenangan demi kemenangan. Kemenangan ini membuat mereka semakin haus berperang menaklukan bangsa-bangsa lainnya. Karena kesuksesan pasukan perang ini, maka kekuatan pasukannya menjadi tuhan mereka. Mereka mengagung-agungkan, memuji dan memuliakan kekuatannya. Mereka jatuh ke dalam kesombongan, merasa diri paling hebat dan paling mulia di dunia ini. Mereka lupa bahwa masih ada Tuhan Allah yang Mahakuasa. Penguasa langit dan bumi termasuk penguasa atas Babel yang kuat itu.
Kesuksesan demi kesuksesan yang kita dapat di dalam hidup, jikalau tidak kita hayati dengan rasa syukur, bisa membuat kita jatuh ke dalam kesombongan; merasa diri paling hebat, paling kuat, paling pintar, paling semuanya. Hati-hatilah, agar kita tidak menjadikan kekuatan dan kehebatan kita sebagai tuhan bagi kita. Kalau sudah demikian, kita akan mudah jatuh ke dalam tindakan kekerasan dan ketidakadilan. Kita memandang rendah, dan hina orang lain, lalu kita memperlakukannya sesuka hati kita. Hati yang bersyukur atas kesuksesan yang kita dapatkan membawa kita pada sikap rendah hati. Pengakuan keluar dari mulut kita bahwa bukan karena kekuatanku, tetapi karena Tuhan. Syukur kepada Tuhan juga membawa kita pada sikap menghargai sesama.
GB. 39 : 2 "Bukan Kar'na Upahmu"
Doa : (ingatkan kami selalu ya Tuhan agar merendahkan diri kami dan mengandalkan Engkau di dalam kehidupan ini) 🙏