GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Selasa, 4 September 2018 - Renungan Malam
SINDIRAN PELAKU KETIDAKADILAN

Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya...(ay.6b)

Habakuk 2 : 6-8
MINGGU XIV SES. PENTAKOSTA
SELASA, 4-SEPTEMBER 2018
RNEUNGAN MALAM
KJ.257 : 2-Berdoa


Pelaku kejahatan dan ketidakadilan mempergunakan semua cara untuk memperkaya diri dan membesarkan dirinya. Mereka tidak peduli apakah orang lain menjadi korban. Bagi rnereka yang terpenting adalah keuntungan sebanyak-banyaknya untuk diri sendiri. Mereka tidak akan pernah puas untuk mengambil yang bukan haknya. Kehidupan pelaku kekerasan dan ketidakadilan dalam keadaan baik-baik saja, bahkan semakin berjaya. ltu sebabnya ketidakadilan semakin rnerajalela. Para korban kejahatan dan ketidakadilan tidak dapat membela dirinya dan menegakkan keadilan baginya. Mereka menjadi korban. Tetapi Tuhan akan membela mereka. Pelaku ketidakadilan berhadapan dengan Tuhan.

Siapakah yang dapat bertahan berhadapan dengan keadilan Tuhan? Tidak ada. Mereka akan hancur dan binasa sarnpai ke akar-akarnya. Di dalam kahancuran dan kebinasaannya, orang-orang akan mengolok-oloknya dan menyindir: "Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya, dan yang memuati dirinya dengan barang gadaian." Bukan rasa kasihan yang didapat, melainkan nyanyian olok-olok, sindiran, sukacita melihat kehancuran pelaku ketidakadilan. Rasa malu dan menyesal karena telah dihukurn Tuhan itulah yang tinggal di dalam diri rnereka.

Kita sering melihat di TV, berita tentang KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menangkap para pejabat negeri ini, yang telah merampok uang negara, alias merampok uang rakyat. Mereka memperkaya din dengan mengambil yang bukan haknya. Refleksi kita adalah penangkapan ini merupakan tindakan Tuhan menegakkan keadilan-Nya. Tuhan tidak tinggal diam melihat pelaku kejahatan yang rnengambil uang negara/rakyat hidup menikmati yang bukan miliknya. Ketika ditangkap, banyak orang yang menonton TV memberikan reaksi mengolok-olok dan menyindir mereka: "Rasain, itulah akibatnya kalau mencuri uang negara". Laiu bagaimana reaksi mereka yang ditangkap? Anehnya, mereka tidak punya rasa malu atau penyesalan. Justru yang mereka perlihatkan adalah
wajah tersenyum, tanpa penyesalan. Sepertinya mereka bangga menjadi pencuri atau perampok uang rakyat. Dunia sudah gila, tetapi kita jangan ikut gila.

KJ.357 : 4
Doa : ( Ya Tuhan, ajarlah kami untuk bekerja dengan baik dan benar, agar hasil yang kami peroleh menjadi berkat sukacita di dalam kehidupan kami) 🙏

Kembali