GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

GPIB BAHTERA HAYAT SURABAYA

Jl. Laksda M. Natsir, Tanjung Perak, Surabaya. 60165.
Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. (Lukas 13:29)

Minggu, 9 September 2018 - Renungan Pagi
FITNAH MERENGGUT NYAWA

"Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: ..." (ay.11)

Kisah Para Rasul 6 : 8-12
MINGGU XVI SESUDAH PENTAKOSTA
MINGGU,  09 SEPTEMBER 2018
RENUNGAN PAGI
KJ.436 : 1 "Lawanlah Godaan" – Berdoa


Yohanes Chrisostomus, uskup Konstantinopel pernah berkata, "fitnah lebih buruk daripada kanibalisme". Ucapannya ini benar, karena fitnah tidak hanya mampu membunuh secara jasmani, tetapi juga merusak mental dan psikis seseorang. Akibat fitnah, keluarga berantakan, pekerjaan hilang, peluang musnah, nama baik rusak, pertemanan renggang, dsb. Ya, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan! Namun sangat disayangkan, masih banyak orang suka menebar fitnah tentang sesamanya demi kepuasan dan kepentingan pribadinya. Ini dialami Stefanus yang menjadi korban fitnah sejumlah rohaniwan yang merasa harga diri mereka terluka akibat kalah debat. Mereka enggan mengakui kekurangan pribadi dan kehebatan orang lain. Akibatnya, sepakat memfitnah Stefanus lalu merajamnya hingga mati. Demikianlah nasib Diaken Yunani yang penuh hikmat karena karunia dan tuntunan Roh Tuhan itu! Ia mati karena ego sejumlah orang yang berhasil memobilisasi massa untuk melakukan kejahatan bersama.

Kisah ini memperingati kita bahwa fitnah dapat memakan banyak korban. Tidak hanya si korban fitnah, tetapi juga para pendengar fitnah yang percaya dan menyebarkannya. Bagaimana cara mencegah dan menghentikan fitnah? Pertama, jujur terhadap diri sendiri. Akui segala kekurangan diri dan hargai kelebihan orang lain. Hentikan iri hati dan benci, berupayalah meningkatkan kualitas pribadi dengan cara yang benar sebagaimana dikehendaki Allah. Selanjutnya, ujilah segala sesuatu dengan seksama. Jangan mudah terpedaya apalagi terprovokasi segala sesuatu yang disampaikan, langsung maupun tidak langsung. Jangan biarkan rasa kagum terhadap seseorang, ataupun solidaritas sebuah kelompok, serta kepentingan tertentu yang membutakan logika, melenyapkan akal sehat, dan membungkam hati nurani. Carilah kebenaran, maka kita terhindar dari jerat si pemfitnah yang suka 'melempar batu sembunyi tangan'. Cintailah kebenaran agar tidak menjadi pelaku kekerasan, kejahatan, dan ketidak-adilan terhadap sesama. Akhirnya, Tuhan menolong dan memampukan kita untuk tetap sabar dan berani mewartakan kebenaran apapun risikonya. Selanjutnya melanjutkan karya-layan di pekan yang baru ini.

KJ.436 : 2,3 "Lawanlah Godaan"- Berdoa
Doa : (Ya Tuhan, jagalah hatiku dengan kewaspadaan, agar aku tidak menjadi pemfitnah ataupun percaya kepadanya)
🙏

Kembali