Senin, 10 September 2018 - Renungan Malam
NABOT MATI AKIBAT KECERDIKAN IZEBEL
Segera sesudah lzebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah lzebel Ahab: "Bangunlah, ambillah ke kebun anggur.... (ay.15)
MINGGU XV SES. PENTAKOSTA
SENIN, 10 SEPTEMBER 2018
RENUNGAN MALAM
KJ.440 : 1,2-Berdoa
Bayangkan betapa gembira Ahab yang dengan gampang dan mudah bisa memperoleh kebun anggur yang diinginkan itu. Semua ini adalah karena kecerdikan lzebel. Bagaimana ia dengan kekuasaanya dan kelicikan membuat surat edaran atas nama raja bermeteraikan materai raja kepada seluruh tua-tua dan pemuka-pemuka bangsa untuk melakukan puasa nasional. Nabotharus duduk paling depan bersama-sama rakyat untuk mendengar maklumat raja. Dan dengan liciknya dipakai 2 orang dursila untuk menjadi saksi dusta terhadap Nabot. lsi saksi dusta ialah bahwa Nabot telah mengutuk Allah dan Raja (ay.13). Mau tidak mau kesaksian ini dibenarkan atas perintah raja dan siapapun tidak boleh menolak. Peristiwa didalangi terutama oleh lzebel si pemimpin cerdik penuh dengan kelicikan dan tipu muslihat. Nabot harus mati ditangan seorang raja yang kejam dan seorang ratu yang cerdik penuh muslihat. Mungkin pun tua-tua dan pemuka-pemuka kota tidak tahu persis apa yang terjadi. Tetapi ini adalah maklumat raja yang bermaterai maka terpaksa semua patut tunduk dan mengikuti dengan segala penghormatan. Ditengah-tengah suasana yang tidak menyenangkan disertai dengan tindakan-tindakan kekerasan dan sadis setiap orang harus turut menyaksikan kematian fisik dari orang-orang yang benar.
Orang-orang benar berdiam diri sebab tidak bisa menentang penguasa yang berkuasa. Apakah ada prinsip untuk membalas kejahatan dengan kasih. Tidak ada disaat-disaat seperti ini. Lalu kapan ada prinsip kasih? Kapan ada suara pembelaan terhadap hal-hal asasi kemanusiaan?
KJ.440 : 3,4
Doa : (Ya Tuhan ampunilah kami yang tidak mampu menyinarkan kehendak-Mu dan kejujuran didalam masyarakat kami) 🙏